Puisi: Tentang Hati (Karya Sutan Iwan Soekri Munaf)

Puisi "Tentang Hati" karya Sutan Iwan Soekri Munaf mengangkat tema tentang kepedulian sosial dan makna sejati dari memberi. Puisi ini menyoroti ....
Tentang Hati
- catatan tragedi Pasuruan September 2008


Mustinya dalam pelukan bulan penuh rahmat
memberi adalah nikmat. Kerinduan sepanjang hayat
bukan hanya terucap dalam kalimat!

Waktu membuka mata. Memberi bukan hanya kata-kata
dan seribu duka membakar hati. Melayang sudah puluhan nyawa
karena zakat dan kemiskinan. Bisa terjadi: Siapa nyana?

Perjalanan waktu begitu singkat di negeri tanpa jiwa dan penuh curiga.

Aku dan waktu
membagi ragu
dalam kalbu!

Begitukah cara memberi di antara rakyat miskin?

Membagikan dengan cara rebutan
sehingga manusia menjadi hewan
yang menguji kekuatan dalam kelemahan iman. Semakin
kata tak berarti
semakin waktu jauh melangkah: Sepi
semakin aku tak mengerti: Di manakah hati?

Sudah jauh dan mengaburkan arti: Mungkin kita enggan berbagi
tanpa ria
tanpa sapa

Sekali lagi:

Di manakah hati?


Prabumulih, September 2008

Analisis Puisi:
Puisi "Tentang Hati" karya Sutan Iwan Soekri Munaf mengangkat tema tentang kepedulian sosial dan makna sejati dari memberi. Puisi ini menyoroti realitas sosial di mana banyak orang miskin dan kelaparan, namun memberi tidak selalu menjadi tindakan yang mudah atau dilakukan dengan tulus. Penulis menggunakan bahasa yang lugas dan gambaran yang kuat untuk menyampaikan pesan dan pertanyaan yang menggugah pemikiran pembaca.

Makna Sejati dari Memberi: Puisi ini menyuarakan pentingnya memberi dengan tulus dan ikhlas, bukan hanya berbicara atau mengucapkan kata-kata. Penulis menyoroti arti sejati dari memberi, yang bukan hanya tentang materi tetapi juga tentang kepedulian dan perhatian terhadap sesama manusia. Dengan mempertanyakan "di manakah hati?", puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan apakah memberi hanya sebatas tindakan fisik ataukah juga melibatkan kedalaman emosi dan keikhlasan.

Realitas Sosial yang Keras: Puisi ini menyinggung kondisi sosial di mana banyak orang miskin dan kurang mampu hidup dalam penderitaan. Gambaran tentang puluhan nyawa yang melayang karena zakat dan kemiskinan menggambarkan betapa beratnya beban hidup yang ditanggung oleh mereka yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Kritik terhadap Kekurangpedulian Sosial: Penulis mengecam cara memberi yang tidak manusiawi dan serakah, di mana memberi dianggap sebagai rebutan dan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Puisi ini menyindir masyarakat yang mungkin tidak peduli atau tidak memberi perhatian terhadap kebutuhan orang lain, sehingga menyebabkan banyak orang hidup dalam kesulitan.

Pertanyaan dan Refleksi: Dalam puisi ini, penulis bertanya "Di manakah hati?" sebagai pertanyaan retoris yang menuntut refleksi diri. Pertanyaan tersebut mengajak pembaca untuk berpikir tentang sejauh mana hati mereka terlibat dalam memberi dan meresapi kepedulian sosial.

Makna "Aku dan Waktu": Baris "Aku dan waktu" menyiratkan keterikatan manusia dengan waktu, dan juga menyinggung tanggung jawab manusia terhadap perbuatan mereka selama hidup di dunia ini. Melalui baris ini, puisi mengajak pembaca untuk lebih bijaksana dalam menggunakan waktu untuk melakukan tindakan yang bermanfaat dan memiliki makna mendalam.

Puisi "Tentang Hati" karya Sutan Iwan Soekri Munaf adalah sebuah panggilan untuk memberi dengan tulus dan ikhlas, dan menjadi lebih peduli terhadap kondisi sosial di sekitar kita. Puisi ini mengajak pembaca untuk berpikir tentang makna sejati dari memberi dan mengecam ketidakpedulian sosial yang sering terjadi dalam masyarakat. Melalui bahasa yang lugas dan gambaran yang kuat, penulis menyampaikan pesan yang menggugah pemikiran dan emosi, dan mengajak pembaca untuk bertanya pada diri sendiri, "Di manakah hati?" dalam tindakan mereka terhadap sesama.

Puisi: Tentang Hati
Puisi: Tentang Hati
Karya: Sutan Iwan Soekri Munaf

Biodata Sutan Iwan Soekri Munaf:
  • Nama Sebenarnya adalah Drs. Sutan Roedy Irawan Syafrullah.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf adalah nama pena.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf lahir di Medan pada tanggal 4 Desember 1957.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf meninggal dunia di Rumah Sakit Galaxy, Bekasi, Jawa Barat pada hari Selasa tanggal 24 April 2018.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.