Sangkuriang
Tak ada lagi waktu untuk bercinta, selain padamu, Dayang Sumbi
Langit yang dipenuhi bintang dan rindu yang bergerak dari detik ke detik
selalu menangkap bayang-bayang wajahmu yang mampir di ujung mimpi
dan kata tak dapat lagi melukiskan perasaan yang selalu berdetak!
Akulah Sangkuriang yang tak pernah kenal ayah
dan meninggalkan ibu di kampung. Jauh
merantau ke ujung-ujung ilmu
merambah ke batas-batas kata. Dan padamu
aku ingin melabuhkan seluruh gerak dan denyut hasrat, Dayang Sumbi!
Ya, aku ingin di bilik ini
- di antara arus dan gelombang yang datang -
kita bercumbu. Menikmati waktu yang selalu kembali
dan semilir rindu yang berulang-ulang
membelai seluruh keinginan selama ini!
Barangkali dari kapal wisata yang kubangun dengan fondasi cinta
dan kata-kata yang selalu meluncur dari ujung lidah
Semua menyatu. Dan wajahmu semakin bermain dalam imaji
sedangkan kerinduan selalu kembali
ketika sepi menyelinap di antara suara-suara
yang datang dan menghembuskan kata-kata yang tak pernah sudah!
Ya, perburuan waktu selalu menjadi candu
dan pergerakan ilmu akan memandu kata menjadi kalimat-kalimat
yang dapat merundukkan rindu padamu!
Dayang Sumbi,
dari kapal wisata yang kubangun ini
kita akan melayari waktu dengan seluruh cintaku
dan tak pernah menambatkan hati
yang selalu bergelora mencari kata-kata
untuk melarutkan seluruh hasrat padamu!
Dayang Sumbi,
apalagi yang bisa kita layarkan
setelah seluruh bayang-bayang ingin kuwujudkan
menjadi cinta!
Dayang Sumbi!
Waktu sudah lama berlari
Kau tak lagi di sini…
2011
Analisis Puisi:
Puisi "Sangkuriang" karya Sutan Iwan Soekri Munaf merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan, kegilaan, dan kerinduan Sangkuriang terhadap Dayang Sumbi, serta perasaannya yang mendalam dalam mencari cinta dan kehampaan ketika kekasihnya tidak lagi bersamanya.
Tema: Tema utama dalam puisi ini adalah cinta, kerinduan, dan kehilangan. Sangkuriang digambarkan sebagai sosok yang terpukau dan terobsesi dengan Dayang Sumbi, kekasihnya, namun juga dihantui oleh ketidakmungkinan hubungan mereka yang sempurna. Kontras antara rasa cinta dan kehilangan menciptakan ketegangan emosional yang kuat dalam puisi ini.
Struktur dan Gaya Bahasa: Puisi ini terdiri dari beberapa bait yang panjang, menampilkan kerumitan emosi Sangkuriang dalam mencari dan merindukan Dayang Sumbi. Penggunaan bahasa yang indah dan puitis menciptakan gambaran yang kuat tentang perasaan Sangkuriang yang terombang-ambing antara cinta dan kehilangan.
Pesan: Pesan yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah tentang kekuatan cinta, kerinduan, dan kehilangan yang mendalam. Sangkuriang digambarkan sebagai sosok yang mencari kebahagiaan dan makna dalam hubungan dengan Dayang Sumbi, namun pada akhirnya harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya telah pergi, meninggalkannya dalam kehampaan dan kesedihan.
Penggunaan Bahasa: Penyair menggunakan bahasa yang kaya dan metaforis untuk menggambarkan perasaan Sangkuriang. Penggunaan imaji dan simbol-simbol alam menciptakan suasana yang intens dan memikat, memperkuat pengalaman emosional Sangkuriang dalam puisi.
Puisi "Sangkuriang" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kompleksitas emosi manusia dalam mencari cinta dan arti kehidupan. Dengan penggunaan bahasa yang puitis dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti cinta, kerinduan, dan kehilangan dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian, puisi "Sangkuriang" tidak hanya menghadirkan sebuah kisah cinta yang dramatis, tetapi juga mengungkapkan kebenaran tentang kerumitan emosi manusia dalam merasakan cinta dan kehilangan.
Puisi: Sangkuriang
Karya: Sutan Iwan Soekri Munaf
Biodata Sutan Iwan Soekri Munaf:
- Nama Sebenarnya adalah Drs. Sutan Roedy Irawan Syafrullah.
- Sutan Iwan Soekri Munaf adalah nama pena.
- Sutan Iwan Soekri Munaf lahir di Medan pada tanggal 4 Desember 1957.
- Sutan Iwan Soekri Munaf meninggal dunia di Rumah Sakit Galaxy, Bekasi, Jawa Barat pada hari Selasa tanggal 24 April 2018.