Puisi: Rumah Rindu Ini (Karya Sutan Iwan Soekri Munaf)

Puisi: Rumah Rindu Ini Karya: Sutan Iwan Soekri Munaf
Rumah Rindu Ini


Hari ini, tidak ada lagi senyum yang mampir. Airmata tak kuasa memadamkannya. Rumah rindu ini sudah terbakar! Panasnya merambat ke mana-mana. Termasuk ke jiwa jelaga yang ada di hatimu. Karena sepi membara sendiri dan kata terpanggang sangsi yang ada di antara waktu dan jarak.

Terakhir kali cermin jiwa meletup dibakar sangsi. Mata binar menatap hangusnya kalimat dan kemudian diterbangkan angin dendam ke langit sana. Dari sini terdengar seribu detak!

Kaki ini datang lagi ke sini, sambil membawa beban tubuh ini. Tangan mengais puing-puing sepi dalam rumah rindu. Barangkali masih ada kenangan yang tertinggal di antara arang dan hangus sisa api dendam. Tangan ini mengais wajahmu yang tercampak di antara puing-puing ini.

Hati pun begemerutuk menahan panasnya bara dendam ini. Sampai kapan pun!


Puisi: Rumah Rindu Ini
Puisi: Rumah Rindu Ini
Karya: Sutan Iwan Soekri Munaf

Biodata Sutan Iwan Soekri Munaf:
  • Nama Sebenarnya adalah Drs. Sutan Roedy Irawan Syafrullah.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf adalah nama pena.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf lahir di Medan pada tanggal 4 Desember 1957.
  • Sutan Iwan Soekri Munaf meninggal dunia di Rumah Sakit Galaxy, Bekasi, Jawa Barat pada hari Selasa tanggal 24 April 2018.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Lindap Jika bisa memilih, perempuan itu memilahnya perlahan lalu menuangkan ke dalam bejana cantik tapi dia berdiri tak menunggu pilihan di s…
  • Hutanku Pongah menebang asa yang membelah senyap gemerisik daun kering terinjak kaki perkasa burung-burung terbang menghilang cahaya langit pergi mengusap marah yang mengint…
  • Surat untuk Di Dalam gerimis kita menghitung cermin sepanjang jalan Ada perbincangan dalam ruang tak berbatas itu tentang tanah ladang, angin,…
  • Amara (: Episode cinta yang lengkap) Amara datang, lalu katanya aku masih menulis puisi-pusi cinta Semuanya terjadi dan mengalir seperti air Se…
  • Di Sebuah Surau Ada suara patau menangis bersimpuh seperti mengigau Melantun ayat-ayat indah bersama suara angin Menyaji potret-poter nurani d…
  • Sabar Sabar adalah ketika mengulir kata di tepian batu memipih bulir embun di gelombang kelopak mawar Sabar adalah ketika meremang malam yang gemetar genangi buram bola mat…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.