Narasi di Bawah Hujan
hujan, curahkan berkahmu yang hijau
pada lembah hatiku.
puaskan dahaga tumbuhan,
hingga jiwaku terasa segar membajak kehidupan.
di pinggir jendela aku ingat benar tahun lalu
aku masih kanak, bersenda gurau, bernyanyi riang,
memutar-mutar payung hitam di bawah curahmu;
yang berkilauan bagai perak disentuh matahari.
o, hujan. Puaskan dahaga jiwaku
agar hidupku menyeruak bagai tumbuhan
menjemput Cahaya Maha Cahaya
1984-1989
Sumber: Selepas Kata (2004)
Analisis Puisi:
Puisi "Narasi di Bawah Hujan" karya Soni Farid Maulana adalah ekspresi puitis tentang kehadiran hujan sebagai penyegar dan pembawa berkah. Dalam puisi ini, penyair menggunakan bahasa yang indah dan imajinatif untuk merayakan keajaiban hujan dan mengekspresikan dampaknya pada kehidupan.
Keberkahan Hujan: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan hujan sebagai pemberian yang hijau pada lembah hati. Penggunaan kata "hijau" di sini memberikan kesan keberkahan dan kehidupan yang baru.
Kehidupan yang Menyeruak: Dengan menggunakan bahasa yang puitis, penyair menyatakan bahwa hujan memuaskan dahaga tumbuhan dan membuat jiwa menjadi segar, membajak kehidupan. Ini bisa diartikan sebagai metafora tentang penyegaran dan pertumbuhan jiwa yang terinspirasi oleh kehadiran hujan.
Kenangan dan Nostalgia: Penyair membawa pembaca ke kenangan tahun lalu ketika dia masih kanak-kanak, bersenang-senang di bawah hujan. Penggunaan gambaran seperti "bersenda gurau" dan "memutar-mutar payung hitam" menciptakan suasana nostalgia dan keceriaan anak-anak di bawah guyuran hujan.
Kilauan Perak: Penyair merujuk pada kilauan perak yang disebabkan oleh hujan yang bersentuhan dengan matahari. Ini dapat diartikan sebagai gambaran keindahan dan keajaiban alam yang terungkap ketika hujan bertemu sinar matahari.
Permohonan untuk Menjemput Cahaya: Puisi ini ditutup dengan permohonan untuk "menjemput Cahaya Maha Cahaya." Ini bisa diartikan sebagai ungkapan spiritual yang menggambarkan keinginan untuk menghadirkan kecerahan dan kebenaran dalam hidup.
Puisi "Narasi di Bawah Hujan" adalah puisi yang memukau tentang kehadiran hujan dan pengaruhnya pada kehidupan dan jiwa. Dengan menggunakan gambaran yang kaya dan bahasa yang indah, Soni Farid Maulana berhasil menggambarkan keajaiban alam dan memberikan pesan tentang penyegaran, pertumbuhan, dan spiritualitas.
Puisi: Narasi di Bawah Hujan
Karya: Soni Farid Maulana
Biodata Soni Farid Maulana:
- Soni Farid Maulana lahir pada tanggal 19 Februari 1962 di Tasikmalaya, Jawa Barat.
- Soni Farid Maulana meninggal dunia pada tanggal 27 November 2022 (pada usia 60 tahun) di Ciamis, Jawa Barat.