Angin Kaliurang
aku terpejam dalam pelukan malammu
biar dalam biar likat kau gali sumur rindu
dalam gelap aku mengenal sinar matamu
lebih menggetarkan dari bulan di atas kuburan *)
angin yang turun dari tetangkai cemara
mendesir, memainkan helai demi helai rambutmu
arsiran tanganmu yang hangat dan lembut
mendenyutkan alir darahku yang nyaris beku
di kulkas kesepian. Kau tahu, setiap kecup
bibir mawarmu di tiap lekuk tubuhku mengisah
puncak tercapai: merekah gairah semekar mawar
di arus nafasku: bikin ajal cemburu menatapmu
malam di sini mengurai makna
taman kau dan aku dalam hakikat cinta
1996
Sumber: Tepi Waktu Tepis Salju (2004)
Catatan:
Dalam puisinya Malam Lebaran penyair Sitor Situmorang menulis larik bulan di atas kuburan.
Analisis Puisi:
Puisi "Angin Kaliurang" karya Soni Farid Maulana menggambarkan hubungan antara cinta dan keindahan alam, dengan fokus pada perasaan intim dan pengalaman emosional dalam suasana malam yang puitis.
Struktur dan Gaya Bahasa
- Imaji dan Estetika Alam: Penyair menggunakan gambaran alam seperti angin yang turun dari cemara, bulan di atas kuburan, dan helai rambut sebagai simbol keindahan alam yang mempengaruhi perasaan dan sensasi manusia.
- Metafora dan Personifikasi: Metafora digunakan untuk menggambarkan cinta sebagai sinar matamu yang menggetarkan dan bibir mawar yang memancing gairah. Personifikasi angin dan cemara menambahkan dimensi emosional pada alam.
- Bahasa Puitis: Puisi ini menggunakan bahasa puitis dengan penggunaan kata-kata yang indah dan menggugah perasaan, seperti "mawar yang semekar" dan "arus nafasku yang mengurai makna".
Makna
- Keintiman Malam: Malam digambarkan sebagai waktu yang intens dan intim, di mana kegelapan membuka ruang bagi refleksi dalam dan perasaan yang mendalam.
- Perpaduan Manusia dan Alam: Hubungan antara pengalaman manusia (kecup bibir mawar) dengan keindahan alam (angin, bulan, cemara) menciptakan perpaduan harmonis yang memperdalam makna cinta dan kehidupan.
- Simbolisme Cinta: Simbol-simbol seperti bibir mawar dan helai rambut menjadi representasi dari keindahan dan kelembutan cinta, yang juga menghadirkan elemen keabadian dan romantisme dalam puisi.
Puisi "Angin Kaliurang" karya Soni Farid Maulana menawarkan pandangan yang intim dan puitis tentang cinta, alam, dan keindahan malam. Dengan imaji yang kuat dan bahasa yang puitis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan yang mendalam antara manusia dan alam semesta, serta kekuatan emosional dari keindahan yang ada di sekitar kita.
Puisi ini tidak hanya menggambarkan keindahan alam secara fisik, tetapi juga menghadirkan gambaran akan kekuatan cinta yang mempengaruhi dan mengubah perasaan manusia dalam suasana yang tenang dan mendalam.
Puisi: Angin Kaliurang
Karya: Soni Farid Maulana
Biodata Soni Farid Maulana:
- Soni Farid Maulana lahir pada tanggal 19 Februari 1962 di Tasikmalaya, Jawa Barat.
- Soni Farid Maulana meninggal dunia pada tanggal 27 November 2022 (pada usia 60 tahun) di Ciamis, Jawa Barat.