Puisi: Pandak, Sebuah Desa (Karya Rita Oetoro)

Puisi "Pandak, Sebuah Desa" memperlihatkan keberanian dalam cinta, di tengah keterbatasan dan kesadaran akan potensi kesedihan. Rita Oetoro dengan ...
Pandak, Sebuah Desa

dekap aku, kekasih
dekap aku — di kebun bambu

biarpun tahu — cinta akan
menikam kita
sampai akhir waktu

1977

Sumber: Dari Sebuah Album (1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Pandak, Sebuah Desa" karya Rita Oetoro menggambarkan nuansa keintiman dan kerapuhan dalam hubungan cinta. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menyajikan gambaran yang mendalam tentang pengalaman asmara.

Kedekatan dalam Keterbatasan: Judul puisi, "Pandak, Sebuah Desa," menciptakan citra sebuah desa kecil, mungkin merujuk pada hubungan yang sederhana dan terbatas. Penggunaan kata "pandak" dapat mencerminkan keterbatasan fisik atau emosional, tetapi di sini juga dapat diartikan sebagai kebersamaan dan kedekatan.

Panggilan untuk Kekasih: Kata-kata "dekap aku, kekasih" menjadi seruan untuk mendekat dan memeluk. Pemilihan kata "dekap" mengandung keintiman dan kehangatan, menciptakan gambaran kedua insan yang merindukan dekapan satu sama lain.

Keberanian dalam Cinta: Baris "biarpun tahu — cinta akan / menikam kita" menyiratkan bahwa meskipun penuh kesadaran tentang potensi rasa sakit dalam cinta, keberanian untuk merasakannya tetap ada. Pilihan kata "menikam" menunjukkan intensitas emosi dan penuhnya pengorbanan dalam cinta.

Lokasi Fisik sebagai Metafora: "Di kebun bambu" dapat diartikan secara harfiah sebagai lokasi fisik, namun juga dapat dipahami sebagai metafora untuk tempat yang tenang dan alami. Kebun bambu di sini dapat melambangkan keadaan hati yang damai dan penuh keindahan, di mana kekasih merasa aman dan nyaman.

Ketidakpastian Waktu: Pemilihan kata "sampai akhir waktu" menegaskan ketidakpastian dan keabadian cinta. Meskipun menyadari kemungkinan rasa sakit, hubungan ini tetap dihayati sebagai sesuatu yang indah dan berharga hingga akhir hayat.

Puisi "Pandak, Sebuah Desa" adalah puisi yang memperlihatkan keberanian dalam cinta, di tengah keterbatasan dan kesadaran akan potensi kesedihan. Rita Oetoro dengan indah menggambarkan keintiman, kehangatan, dan ketidakpastian yang melekat dalam hubungan asmara.

Puisi: Pandak, Sebuah Desa
Puisi: Pandak, Sebuah Desa
Karya: Rita Oetoro

Biodata Rita Oetoro:
  • Rita Oetoro (Rita Cascia Saraswati atau Rita Oey) lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, pada tanggal 6 Desember 1943.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Pandak, Sebuah Desadekap aku, kekasihdekap aku — di kebun bambubiarpun tahu — cinta akanmenikam kitasampai akhir waktu1977Sumber: Dari Sebuah Album (1986)Analisis Puisi:Puisi "Pand…
  • Panoramalembah itu tidak seberapa luasdi tepi kota — danhijau sematahijau perdu-perdu liar sertagemuruh air terjundi batu-batu sungai1975Sumber: Dari Sebuah Album (1986)Analisis Pu…
  • Meditasipada akhirnyakita pun pasrah — karenatidak bisa mengusirbayang-bayang kita sendiri1974Sumber: Dari Sebuah Album (1986)Analisis Puisi:Puisi "Meditasi" karya Rita Oetoro mera…
  • Romansayang tersurat dan yangtersirat — kadangkalamembuat kita tertawa danmenangis pada saat yangsama, bukan?biar, biarkan merekamengatakan kita gila — sebabsang waktu yangtersisa …
  • Interlude— toujours, quandon connait l’amouron connait aussi les pleurs —(dr. h.r. van heekeren +)taman eden yang tersisa — sejakapel pertama dipetikialah sebuah garasi tua dancaci…
  • Requiemdari tiada - kembalikepada ketiadaandari ada - menjelmake dalam keabadianbila akhir tibarelakan jasadku - bagi:ilmu kedokteran danlembaga kemanusiaan1975Sumber: Dari Sebuah …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.