Puisi: Sepanjang Jalan (Karya M. Poppy Hutagalung)

Puisi "Sepanjang Jalan" membawa pembaca ke dalam perjalanan hidup yang penuh keindahan, harapan, dan pertanyaan. Dengan menggunakan imaji yang kuat ..
Sepanjang Jalan
(pulang pergi ke sekolah)


terkadang seperti mimpi
berjalan ia di trotoar
lalu bertanya pada diri:
di mana hatiku?

terkadang seperti mimpi
matanya berkilauan
ditatapnya bocah-bocah berlaluan
– aih, indahmu anak – bisiknya

matanya terus berbinar
seperti yang baru merasa
hati yang terkandung
adalah betul miliknya

dan mata yang diangankannya
yang kebiruan menyapa hatinya
memberi keyakinan pasti:
ia akan datang

ah, seperti dalam mimpi
seperti terbuai di ribanya
– anak-anak, turunlah dalam rona merah
datang dalam sinar yang cerah
di sisimu, ibu melagu dendang sayang

begitulah tiap pagi
berjalan ia di trotoar
di matanya bergayut seribu harap
bagi yang menanti, bagi yang dinanti bergantian:
hidupku, topangkan ia pada kasih berpendar-pendar di liang hati

Sumber: Mimbar Indonesia (5 Juli 1958)

Analisis Puisi:
Puisi "Sepanjang Jalan" karya M. Poppy Hutagalung menggambarkan suatu perjalanan hidup yang penuh dengan pertanyaan, keindahan, dan harapan.

Pertanyaan Eksistensial: Puisi membuka dengan pertanyaan eksistensial, "di mana hatiku?" yang mencerminkan pencarian makna hidup dan emosi yang mendalam. Pertanyaan tersebut memberikan dimensi introspeksi terhadap perjalanan hidup karakter tersebut.

Mimpi sebagai Metafora: Penggunaan kata "mimpi" menciptakan atmosfer yang misterius dan nyata. Mimpi di sini dapat diartikan sebagai pengalaman hidup yang terkadang sulit dipahami, seperti sebuah perjalanan di trotoar kehidupan.

Keindahan dalam Pengamatan: Mata karakter dalam puisi ini mengamati sekitarnya dengan kekaguman dan keindahan. Pengamatannya terhadap anak-anak yang berlalu dan ekspresi "aih, indahmu anak" menunjukkan apresiasi terhadap kecantikan dunia sekitarnya.

Hati yang Terkandung: Ada ungkapan bahwa hati yang terkandung adalah miliknya. Ini bisa merujuk pada penemuan kembali diri sendiri atau mungkin merujuk pada kehadiran cinta dalam hidupnya.

Antisipasi dan Keyakinan: Mata karakter penuh dengan antisipasi dan keyakinan akan kedatangan seseorang. Pemilihan kata-kata dan gambaran mata yang berbinar menggambarkan harapan dan keteguhan dalam menantikan seseorang yang spesial.

Mimpi yang Terbuai: Ada rasa terbuai dalam ribuan harapan dan impian yang disajikan seperti mimpi. Puisi memberikan kesan bahwa hidup karakter tersebut dipenuhi dengan perasaan syukur dan rona merah.

Keluguan dan Keberanian: Terdapat sentuhan keluguan dan keberanian dalam cara karakter tersebut berjalan sepanjang jalan hidupnya. Kata-kata seperti "anak-anak, turunlah dalam rona merah" menciptakan gambaran keberanian untuk menghadapi kehidupan dengan semangat dan kegembiraan.

Puisi "Sepanjang Jalan" membawa pembaca ke dalam perjalanan hidup yang penuh keindahan, harapan, dan pertanyaan. Dengan menggunakan imaji yang kuat dan bahasa yang padat, M. Poppy Hutagalung berhasil menyampaikan nuansa perjalanan hidup yang penuh makna dan pengharapan.

Puisi: Sepanjang Jalan
Puisi: Sepanjang Jalan
Karya: M. Poppy Hutagalung

Bioadata M. Poppy Hutagalung:
  • M. Poppy Hutagalung lahir di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1941.
  • M. Poppy Hutagalung, setelah menikah dengan penyair A.D. Donggo (pada tahun 1967), namanya menjadi M. Poppy Donggo.
  • M. Poppy Hutagalung merupakan salah satu penyair Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.