Perempuan Perkasa Itu
Tak Punya Lampu Aladin
perempuan perkasa itu tak punya lampu aladin
katakan kepada laut yang selalu pasang:
perempuan perkasa itu tak punya lampu aladin
lampu tak ber-jin dinyalakannya
redup antara mati dan hidup
ia mengisinya
dengan minyak, dengan kerja, dengan usaha
dengan tahap demi tahap
hai laut yang selalu pasang
berilah perempuan perkasa itu lampu aladin
agar dengan kata ajaib bim salabim
kerusakan 32 tahun teratasi
ya, perempuan perkasa itu tak punya lampu aladin
maka kepada laut yang selalu pasang dan
tak henti menerjangnya: gantikan dia!
dan bekerjalah dengan lampu aladin!
Sumber: Selendang Pelangi (2006)
Analisis Puisi:
Puisi "Perempuan Perkasa Itu Tak Punya Lampu Aladin" karya M. Poppy Hutagalung adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema kesetaraan gender dan peran perempuan yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup. Puisi ini menggunakan gambaran lampu Aladin sebagai metafora untuk menggambarkan kemampuan dan daya juang perempuan.
Penekanan pada Keberanian Perempuan: Puisi ini menggambarkan perempuan sebagai sosok perkasa yang tak memiliki lampu Aladin atau keajaiban instan untuk mengatasi segala masalah. Namun, perempuan perkasa ini mampu menghadapi tantangan dengan keberanian, kerja keras, dan ketekunan.
Lampu Aladin sebagai Simbol Kemudahan: Lampu Aladin dalam puisi ini adalah simbol kemudahan atau solusi cepat yang seringkali diharapkan dalam mengatasi kesulitan. Dengan mengatakan bahwa perempuan perkasa tak memiliki lampu Aladin, penyair ingin menyampaikan pesan bahwa perempuan tidak selalu mengandalkan jalan pintas atau kemudahan, melainkan mereka membangun kekuatan dan penyelesaian masalah secara bertahap.
Kerja Keras dan Usaha: Puisi ini menggarisbawahi bahwa perempuan perkasa mencapai apa yang mereka inginkan melalui kerja keras, usaha, dan kesungguhan. Mereka memenuhi lampu mereka dengan minyak, yang dapat diartikan sebagai upaya dan pengorbanan mereka.
Hubungan dengan Laut: Dalam puisi ini, ada hubungan simbolis antara perempuan perkasa dan laut yang selalu pasang. Laut yang selalu pasang mewakili tantangan dan kesulitan dalam kehidupan. Perempuan perkasa ini terus menerjang seperti laut yang tak henti menerjangnya.
Tantangan dan Perubahan: Puisi ini menyiratkan bahwa perempuan perkasa mungkin telah menghadapi kerusakan atau tantangan selama 32 tahun. Namun, dengan ketekunan dan tekad mereka, mereka dapat mengatasi dan memperbaiki situasi tersebut.
Pesan Kesetaraan Gender: Puisi ini memiliki pesan kuat tentang kesetaraan gender. Ini menggambarkan perempuan sebagai individu yang kuat, mandiri, dan mampu mengatasi segala rintangan dalam kehidupan tanpa harus mengandalkan bantuan sihir atau benda-benda ajaib.
Secara keseluruhan, "Perempuan Perkasa Itu Tak Punya Lampu Aladin" adalah sebuah puisi yang merayakan kekuatan, ketekunan, dan kemampuan perempuan dalam menghadapi tantangan hidup. Puisi ini mendorong pembaca untuk menghargai perempuan sebagai individu yang mandiri dan berdaya, serta mengajak untuk mendukung kesetaraan gender.
Puisi: Perempuan Perkasa Itu Tak Punya Lampu Aladin
Karya: M. Poppy Hutagalung
Biodata M. Poppy Hutagalung:
- M. Poppy Hutagalung lahir di Jakarta pada tanggal 10 Oktober 1941.
- M. Poppy Hutagalung, setelah menikah dengan penyair A.D. Donggo (pada tahun 1967), namanya menjadi M. Poppy Donggo.
- M. Poppy Hutagalung merupakan salah satu penyair Angkatan 66.