Puisi: Letjen TNI Anumerta M.T. Haryono (Karya Sides Sudyarto D. S.)

Puisi "Letjen TNI Anumerta M.T. Haryono" mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman terhadap salah satu pahlawan nasional Indonesia.
Letjen TNI Anumerta M.T. Haryono
- 1965

Sejak Republik ini tumbuh kau patuh
Sejak negeri ini dewasa kau tabah
Tanpa sangsi kau berjalan terus
Di lorong-lorong perjuangan

Dari sawah hingga gunung
Dari lembah hingga lereng bukit
Kau mendaki dan menuruni
Sejarah revolusi

Letnan Jenderal, perajurit Sapta Marga
Pengabdi, pejuang bangsa
Pahlawan nan perwira
Kusuma negara Indonesia.

Sumber: Pahlawan dalam Puisi (1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Letjen TNI Anumerta M.T. Haryono" karya Sides Sudyarto D. S. adalah sebuah karya sastra yang memberikan penghormatan mendalam kepada seorang pahlawan bangsa Indonesia. Puisi ini dengan jelas mencerminkan dedikasi dan pengabdian Letnan Jenderal TNI Anumerta M.T. Haryono dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Melalui struktur dan bahasa puisi, Sides Sudyarto D. S. berhasil mengabadikan sosok Haryono sebagai simbol kesetiaan dan keberanian.

Struktur dan Tema Puisi

Puisi ini terdiri dari tiga bait yang membangun gambaran tentang perjalanan hidup dan perjuangan M.T. Haryono.

Bait Pertama: Kesetiaan dan Pengabdian

Pada bait ini, puisi dimulai dengan menyoroti kesetiaan dan ketabahan M.T. Haryono sejak awal berdirinya Republik Indonesia. Frasa "Sejak Republik ini tumbuh" menggambarkan awal mula perjuangan, sementara "lorong-lorong perjuangan" menunjukkan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Kata-kata ini menciptakan gambaran tentang dedikasi dan komitmen yang tak tergoyahkan.

Bait Kedua: Cakupan Perjuangan

Bait kedua mengilustrasikan luasnya cakupan perjuangan Haryono, dari lingkungan pertanian yang sederhana hingga medan perang yang berat. "Mendaki dan menuruni" mengindikasikan perjalanan yang penuh tantangan, menegaskan bahwa perjuangan Haryono mencakup berbagai aspek dan wilayah yang berbeda dalam sejarah kemerdekaan.

Bait Ketiga: Identitas sebagai Perwira

Bait ini secara spesifik menyebutkan pangkat dan peran Haryono sebagai Letnan Jenderal dan perajurit Sapta Marga, mengakui pengabdiannya yang luar biasa. Gelar "pahlawan nan perwira" dan "kusuma negara" menggarisbawahi statusnya sebagai tokoh yang sangat dihormati dan dikagumi, mencerminkan dedikasinya yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia.

Makna

Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk menyampaikan pesan penghormatan dan kekaguman. Struktur puisi yang terdiri dari empat bait memberikan penekanan pada perjalanan hidup dan jasa M.T. Haryono. Penggunaan metafora seperti "lorong-lorong perjuangan" dan "sejarah revolusi" memberikan gambaran mendalam tentang tantangan yang dihadapi.

Kata-kata seperti "tabah," "tanpa sangsi," dan "mendaki dan menuruni" menciptakan citra Haryono sebagai sosok yang tidak hanya terlibat dalam perjuangan fisik tetapi juga dalam perjuangan spiritual dan mental. Ini menunjukkan betapa besar pengorbanan dan komitmen Haryono terhadap negara.

Puisi "Letjen TNI Anumerta M.T. Haryono" karya Sides Sudyarto D. S. adalah sebuah karya sastra yang mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman terhadap salah satu pahlawan nasional Indonesia. Melalui puisi ini, pembaca diajak untuk merenungkan pengabdian dan perjuangan M.T. Haryono yang telah memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Karya ini bukan hanya sebuah penghormatan, tetapi juga sebuah pengingat tentang pentingnya menghargai jasa dan pengorbanan para pahlawan bangsa.

Puisi: Letjen TNI Anumerta M.T. Haryono
Puisi: Letjen TNI Anumerta M.T. Haryono
Karya: Sides Sudyarto D. S.

Biodata Sides Sudyarto D. S.:
  • Sudiharto lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 14 Juli 1942.
  • Sudiharto meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 14 Oktober 2012.
  • Sudiharto menggunakan nama pena Sides Sudyarto D. S. (Sides = Seniman Desa. huruf D = nama ibu, yaitu Djaiyah. huruf S = nama ayah, yaitu Soedarno).
© Sepenuhnya. All rights reserved.