Analisis Puisi:
Puisi "Tarian Mer" karya Wahyu Prasetya menghadirkan sebuah gambaran yang intens, penuh dengan metafora dan bahasa yang kaya akan simbolisme. Puisi ini membawa pembaca pada perjalanan yang penuh dengan kekuatan dan penderitaan, menciptakan gambaran gelombang emosi yang kuat.
Metafora dan Simbolisme yang Kuat: Puisi ini menggunakan bahasa yang sangat kaya akan simbolisme. Metafora tentang susu, tarian, tubuh beling, luka, dan api memberikan lapisan emosional yang dalam. Susu, dalam konteksnya, mewakili sesuatu yang asli, murni, dan sekaligus bisa melukai. Hal ini kontras dengan gambaran tarian yang menggambarkan gerakan yang menggeliat, berbahaya, dan merusak.
Gambaran Kekerasan dan Penderitaan: Tubuh beling yang digambarkan dalam puisi sebagai sesuatu yang terus bergeliat, menggambarkan penderitaan dan kehancuran. Ada gambaran kekerasan yang terasa dalam kata-kata yang digunakan, seperti pecahan kaca, luka-luka batu, serigala luka, dan lainnya. Semua ini merujuk pada penderitaan yang mendalam.
Kontras antara Kecantikan dan Kehancuran: Penulisan tentang wajah yang pecah, payudara yang meledak, dan tubuh yang hancur berkontras dengan citra kecantikan dan keindahan. Puisi ini menciptakan sebuah kontras yang kuat antara kecantikan dan kehancuran, serta antara kesenangan dan penderitaan.
Kesimpulan dan Makna: Puisi "Tarian Mer" karya Wahyu Prasetya adalah sebuah pengalaman yang penuh dengan kekuatan emosional, penuh dengan simbolisme yang kuat. Puisi ini membawa pembaca pada perjalanan yang memperlihatkan kontras antara keindahan dan kehancuran, menyiratkan penderitaan dan kekuatan dalam sebuah gambaran yang penuh gelombang emosi.
Puisi ini menggambarkan perjalanan yang gelap, kekerasan, dan penderitaan, tetapi juga menyiratkan kekuatan dan keberanian. Ini adalah karya yang menantang pembaca untuk merenungkan kontras kehidupan, kecantikan dan kehancuran, serta kekuatan dalam penderitaan.