Puisi: Siang dalam Toilet (Karya Wahyu Prasetya)
Puisi: Siang dalam Toilet
Karya: Wahyu Prasetya
Siang dalam Toilet
sebenarnya tak ada yang memaksanya membangun tubuhnyadari toilet umum sampai toilet bergengsi. untuk itulahselalu saja kehidupan terserimpung dalam ruang pesingseperti hari ini.deretan perkampungan padat. di kota di desa di lereng gunungdi tepi laut dan
sebenarnya memang tak pantas harus memaksakan kehendakapakah itu kehendak baik atau tidak. yang jelas ayahkusudah berulangkali membongkar kamar mandi dan wastafel,membongkar dirinya sampai habis;cucuran air kran yang bocor telah menjadi sungaimembawa kami pergi ke muara yang tak terlihatdi situ dunia sepi mendesis,dunia riuh mendesis.matahari berkilau di kaca toko, cat mobil, cermin dan pecahanbotol. juga ubun-ubun kita.musim dan detik selalu menepati janjinya:akan datang peluh dan airmata atau darah atau ajalatau benua yang repot perang. benua yang lapar.
sebenarnya tak mungkin tertahan pada pikiran tentang toiletjika kebusukan itu telah merambah setiap hati orang ramaimembayangkan sinar matahari dari lampu lampu,memantulkan bayang-bayang manusia yang putus:sebenarnya terputus. karena.
Malang, 1997
Sumber: Gerbong (1998)
Puisi: Siang dalam Toilet
Karya: Wahyu Prasetya
Biodata Wahyu Prasetya:
- Eko Susetyo Wahyu Ispurwanto (akrab dipanggil Pungky) lahir pada tanggal 5 Februari 1957 di Malang, Jawa Timur.
- Wahyu Prasetya meninggal dunia pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2018 (pada umur 61).