Puisi: Pengembara dan Sekuntum Bunga (Karya Kurnia Effendi)

Puisi "Pengembara dan Sekuntum Bunga" karya Kurnia Effendi menggambarkan interaksi antara manusia dan alam, serta mencerminkan perenungan tentang ....
Pengembara dan Sekuntum Bunga


Dalam sore semerbak harum taman, aku bercakap-cakap
dengan sekuntum bunga. Diredamnya luka pasa seluruh
kelopak yang bertahan dari empasan musim telengas

"Ingin kuceritakan kepadamu, Pengembara."

Dan aku bukan pengembara yang setia
Berulang ingkar janji, tak sepenuhnya menempuh
jalan lurus, mencari sumber benih kelahiran dunia:

    Sepercik air yang berkilau cahaya
    Segumpal tanah yang gembur dan basah
    Sedesir angin yang melekatkan hawa dingin
    Atau sedenging suara di hening Hira?

Gamang kuhampiri mulut kebun karena sekuntum bunga
menanti penuh harap. Ia bertahan pada tangkai ringkih,
akar pipih, dan rintih lirih

"Ingin kuwariskan kisah kepadamu, Pengembara."

Dan aku bukan pengembara sejati
Langkahku berat oleh dendam tak terpadamkan


2019

Analisis Puisi:
Puisi "Pengembara dan Sekuntum Bunga" karya Kurnia Effendi merupakan sebuah karya sastra yang mengeksplorasi tema perjalanan, hubungan manusia dengan alam, serta refleksi diri melalui interaksi antara pengembara (penyair) dan sekuntum bunga. Melalui gambaran alam dan perasaan manusia, puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang makna hidup, perubahan, dan kesetiaan.

Interaksi Manusia dan Alam: Puisi ini dimulai dengan penggambaran penyair yang berbicara dengan sekuntum bunga dalam suasana sore yang harum. Pengembara ini berbicara kepada bunga, mencerminkan upaya manusia untuk berkomunikasi dengan alam dan menemukan pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan. Melalui interaksi ini, puisi menciptakan suasana intim antara manusia dan alam, menunjukkan kepekaan manusia terhadap keindahan alam.

Simbolisme Sekuntum Bunga: Sekuntum bunga dalam puisi ini dapat diartikan sebagai simbol kehidupan, keindahan, dan keterikatan manusia dengan alam. Bunga mencerminkan sisi yang lemah dan rapuh dari kehidupan, namun juga memiliki daya tahan dan kecantikan yang mengharukan. Dalam hubungan dengan pengembara, bunga ini mungkin juga mencerminkan keinginan penyair untuk mengungkapkan perasaannya dan mencari pemahaman lebih dalam tentang eksistensi manusia.

Kesetiaan dan Kegelisahan Pengembara: Pengembara dalam puisi ini mengungkapkan ketidaksetiaan dan ketidaksempurnaan dirinya sebagai pengembara. Ia mengakui bahwa langkahnya tak selalu lurus dan dia cenderung membiarkan janji-janjinya tidak terlaksana. Ini menciptakan dimensi manusiawi dan kegelisahan dalam karakter pengembara, menggambarkan perjalanan hidup yang penuh tantangan dan ketidakpastian.

Perjalanan Batin dan Refleksi: Pengembara dalam puisi ini tampaknya sedang melakukan perjalanan batin dan merenungkan perasaan serta pengalaman hidupnya. Ia berbicara kepada bunga sebagai bentuk meditasi dan introspeksi diri. Puisi ini menggambarkan perjuangan pencarian makna dalam kehidupan dan refleksi atas kesalahan yang telah dilakukan.

Puisi "Pengembara dan Sekuntum Bunga" karya Kurnia Effendi menggambarkan interaksi antara manusia dan alam, serta mencerminkan perenungan tentang kehidupan, perubahan, dan kesetiaan. Melalui simbolisme dan gambaran yang indah, puisi ini merangkum tema universal yang mengajak pembaca untuk merenung dan mempertanyakan arti dan arah hidup.

Puisi: Pengembara dan Sekuntum Bunga
Puisi: Pengembara dan Sekuntum Bunga
Karya: Kurnia Effendi

Catatan:
  • Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Bunga Kuburan Gadis kecil itu suka sekali memetik mawar putih dari kuburan, kemudian menanamnya di ranjang. "Bunga ini, Bu, akan kuncup dalam tidurku." Ibunya sangat sedih s…
  • Lagu Duka Ia datang tanpa menetuk lalu merangkulku adapun ia yang licik bernama duka. Ia bulan jingga neraka langit dadaku adapun ia yang laknat bernama duka. Ia…
  • Bunga-Bunga Jam SembilanBunga-bunga jam sembilan itu semakin merambat di halaman pekarangan rumahmu.Kuncup belalainya terus merambat dan warna daun-daunnya pun kian semakin bertaha…
  • Episode Kami duduk berdua di bangku halaman rumahnya. Pohon jambu di halaman itu berbuah dengan lebatnya dan kami senang memandangnya. Angin yang lewat memai…
  • Bunga Gugur Bunga gugur di atas nyawa yang gugur gugurlah semua yang bersamanya Kekasihku. Bunga gugur di atas tempatmu terkubur gugurlah segala hal ikhwa…
  • Kota Tanpa Bunga : Wan Anwar Ketemu kota tanpa bunga Apalagi kata-kata, telah dipatuk burung gereja Hanya deretan pohon asam tua Pertanda dulu pernah jaya De…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.