Meniti Jalan Setapak Siang Hari
jalan yang simpang-siur ini menuju lereng bukit,batu-batu menelorkan sepi dari gumpalan kabut. Akarserabut melewati genangan air menyimpan warna darihimpitan daun yang terbakar waktu. Pada lekukan subur,dengan kerimbunan hutan, kau ulurkan cinta itu, bumiyang penuh iklas: "untuk masa depan".
ikan-ikan pun dengan lahap mengunyah kesenyapan,dan dalam kejernihan tubuhmu, terbayang kehidupanyang menggairahkan. Gunung-gunung menyembul daribentangan dadamu, adalah sumber harapan yang takpernah putus bagi danau yang dimabuk dahaga. Kemudianlangit menebarkan harum bunga bagi nafas-nafas suci.
tak henti batang pohon menyuarakan desah burung-burung,dengan sayap terluka di antara gemerisik pucuk bambu;kesunyian kembali memberikan arah, bahwa jengkal demijengkal tanah telah kehilangan sejarahnya.
1995Puisi: Meniti Jalan Setapak Siang Hari
Karya: Juniarso Ridwan
Catatan:
- Juniarso Ridwan lahir di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 10 Juni 1955.