Kubaca Peta
Demikianlah, aku telah berjalan seratus tahunMataku buta oleh air mata yang setiap tetesnya menjadililin. Tidak kujumpa harum tubuhmu di gelap rimbaAnyaman batang pohon menutupi jejakmu. Kabutmenyempurnakan sesatku: tempat semua panggilantidak mendapatkan jawaban
Perjalanan kita menjadi pelepah panjang silsilahTercurah darah melukis peta penuh nama-namaSampai suatu hari kukenali hela napasmu, sepertiengkau mengenali kasar kulit tanganku
“Mengapa kita menjadi orang usiran, Kekasih?”
Tidak ada atap selain awan-gemawanTidak diperlukan sebuah guci selain curah hujanKita menanam kayu dengan perasaan maluMendulang cahaya seraya menyeka duka
“Di mana kusimpan peta yang kelakmempertahankan kita kembali?”
2019Puisi: Kubaca Peta
Karya: Kurnia Effendi
Catatan:
- Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.