Puisi: Di Ujung Senja (Karya Dianing Widya Yudhistira)

Puisi "Di Ujung Senja" karya Dianing Widya Yudhistira menawarkan ruang bagi pembaca untuk merenungkan tentang eksistensi, waktu, dan keberadaan ...
Di Ujung Senja

Cahaya siapa yang berkelebat di ujung langit
Menembus ranting-ranting rumpun bambu
Malam seperti tanpa nyawa
Desir angin tiada

Bintangpun sembunyi di ketiak cuaca
Wajah bulan tiada terbaca
Hening ini mengalirkan sembilu
Lama diri dahaga

Berteman tuak serta burung Hantu
Betapa usia terlewatkan sia-sia

Depok, Januari 2001

Analisis Puisi:

Puisi "Di Ujung Senja" karya Dianing Widya Yudhistira adalah sebuah karya yang membangkitkan suasana introspektif dan melankolis tentang alam dan eksistensi manusia dalam keheningan senja.

Lanskap Alam yang Melankolis

Puisi ini dibuka dengan gambaran alam yang tenang namun melankolis. "Cahaya siapa yang berkelebat di ujung langit / Menembus ranting-ranting rumpun bambu" menciptakan suasana yang hampir mistis, dengan cahaya senja yang melintasi pepohonan bambu, mungkin menggambarkan keindahan alam yang redup namun menakjubkan.

Namun, suasana ini tidak sepenuhnya indah. "Malam seperti tanpa nyawa / Desir angin tiada" menyoroti kesunyian dan kekosongan malam yang mungkin menimbulkan rasa sendu dan hampa. Pada saat yang sama, gambaran ini juga mengundang pemikiran tentang eksistensi manusia yang kecil di hadapan kebesaran alam.

Keheningan dan Kesendirian

Puisi ini terus membangun suasana hening dan kesendirian yang mendalam. "Bintangpun sembunyi di ketiak cuaca / Wajah bulan tiada terbaca" menunjukkan bahwa bahkan elemen-elemen alam seperti bintang dan bulan pun tidak hadir atau terlihat dengan jelas. Kesunyian ini dipahami sebagai "Hening ini mengalirkan sembilu / Lama diri dahaga", menggambarkan rasa kekosongan dan dahaga akan makna atau pengertian.

Refleksi tentang Waktu dan Keberadaan

Pada akhirnya, puisi ini mengundang refleksi tentang waktu yang terbuang dan kehidupan yang terlewati. "Berteman tuak serta burung Hantu / Betapa usia terlewatkan sia-sia" mencerminkan perenungan yang dalam tentang nilai waktu dan bagaimana kehidupan dapat terasa sia-sia jika tidak diisi dengan makna atau pengalaman yang berarti.

Puisi "Di Ujung Senja" karya Dianing Widya Yudhistira adalah pengamatan puitis tentang keheningan alam dan refleksi eksistensial tentang kehidupan manusia. Melalui bahasa yang kaya akan imaji dan suasana yang terasa, Dianing menciptakan gambaran tentang keindahan yang redup dan hening yang menggugah pemikiran. Puisi ini menawarkan ruang bagi pembaca untuk merenungkan tentang eksistensi, waktu, dan keberadaan manusia dalam alam semesta yang luas dan kadang-kadang tidak dapat dimengerti ini.

Puisi: Di ujung Senja
Puisi: Di ujung Senja
Karya: Dianing Widya Yudhistira

Biodata Dianing Widya Yudhistira:
  • Dianing Widya Yudhistira adalah seorang sastrawati Indonesia.
  • Dianing Widya Yudhistira lahir di Batang, Jawa Tengah, pada tanggal 6 April 1974.
© Sepenuhnya. All rights reserved.