Puisi: Belajar Membaca Hutan (Karya Wahyu Prasetya)
Puisi: Belajar Membaca Hutan
Karya: Wahyu Prasetya
Belajar Membaca Hutan
Sejak aku bisa membaca kitabmu tentang kebajikan alam.Hidup dan kematian, aku begitu riang menjalani tepian hutanSampai ke palung dan luncuran tebing batu lumut, betapa heranTak satupun kalimat kutemukan di pelataran hutan di siniSelain deru gergaji mesin yang menggorok ribuan pohonanSeperti sedang memenggal bahasa manis dari sebuah kitabKayu mati, hutan sunyi yang menghujamkan serapah padakuLandak, musang, babi hutan dan pelanduk mati, bunga cantikMati, aku juga si mati yang terpekur dalam labirin tak bernafasUdara juga mati, sebagaimana sebuah lukisan yang menggigil
Aku tutup kitabmu dan mulai melompat ke segala penjuruMulai menarikan gerakan mati tentang peradaban hutan mati,Kitabmu pun mati, sesudah 1000 senja menukik ke arah jantungmuAku kini dengus anak babi hutan yang kesal, menyeruak di atasPuing dan bara arang, memandang huruf huruf alam mati,Embun membatu di urat nadi di sini,Kalau nanti bianglala datang suatu hari, biarkan terbenam sendirianKarena kuncup dan tunas daun meranti, balau, kruing telah rebahYang tersisa cuma potret atau lukisan para pemimpi dengan jari tercekikMencari warna hijau dari deru truk loging dan kabut asap di dadamuAkulah arang, berdecak mengunyah api yang mereka nyalakanBertahun tahun yang lalu, ketika sebuah kitab gagal menerbangkanSayap patah, kaki kaki biawak patah,, lengan lelaki tanpa wajah patah.Dan sisa kalimat yang kuhafal juga patah,Meninggalkan sisa abu arang, lolongan jiwa di fajar jurang
Haragandang, 2014
Puisi: Belajar Membaca Hutan
Karya: Wahyu Prasetya
Biodata Wahyu Prasetya:
- Eko Susetyo Wahyu Ispurwanto (akrab dipanggil Pungky) lahir pada tanggal 5 Februari 1957 di Malang, Jawa Timur.
- Wahyu Prasetya meninggal dunia pada hari Rabu tanggal 14 Februari 2018 (pada umur 61).