Surat Seorang Penyair kepada Kekasihnya
dekapan purnamaladang terbukajemari di tanah suburlembut lenyap baursepasang burung di rantingflamboyanmelepas sunyi
perahu menepipelabuhan sepiditambatkan abadisemoga Tuhansemogalah Tuhan!rakhmat harapan
burung beterbanganapa mereka punya sekarangpetani setia di kaki bukitmiskin terpencil di gubug mungilcinta membarapusaka ibu-bapa
manisku, manisku sayangrumah berteduh puisi telanjanghumor berkelakar membuat sabar prihatinsederhana tanpa pangkat jabatansenangkah menerima kehadirannyaterbentang lepas padang tegalannyasuka, awan bayang-bayanggaib lama bertahansengsara kuda tungganganku berkejarankepunyaan penghabisan kematianmilik abadi bertahan
hidup bertahan membangun harapanteduhnya bintang di malam kelambuat apakah hadir?mereguk rasa pahit sebelum terakhirpedih menjadi maniskita bercintapenuh silih memintamenyandang kegairahancermin mengenal diribayang-bayang tak pernah mati
puisi mengajarku jantan bersabardiam mengenal siapa bermain di atas layarmengajarku pemberontakankutujukan protes, dankeruntuhan selalu tiba bagisiapa saja menipu kalbunya sendirimengajarku beribadahsujud segenap diri kumal karatanaku pun bukan milikku, ibu-bapabayangan menjalankan papapapa bukanlah untuk menyerahcinta bergairah malam purnamameniup layar perahu lautanbulan matahari berangkulanmelangsungkan perkawinanmembakar kegairahanterimalahterimalah maniskusegala miskin kepapaankudungu bertahan karena-Nya
Denpasar, 1972
Puisi: Surat Seorang Penyair kepada Kekasihnya
Karya: Ngurah Parsua
Biodata Ngurah Parsua:
- Ngurah Parsua memiliki nama lengkap I Gusti Ngurah Parsua.
- Ngurah Parsua lahir di Bondalem, Singaraja, Buleleng.