Analisis Puisi:
Dalam puisi "Sore Hari" karya Bambang Darto, penulis menggambarkan suasana senja yang penuh dengan luka, ketidakpastian, dan refleksi dalam cinta dan kenangan.
Luka dan Ketidakpastian dalam Cinta: Puisi ini menghadirkan gambaran tentang cinta yang tidak saling berkabar. Penulis merasa bahwa cinta adalah perpaduan antara garam dan air tawar yang merembes ke akar. Namun, ada kepedihan dan ketidakpastian yang menyertainya. Puisi ini mengeksplorasi kerapuhan hati dan kekecewaan yang timbul akibat cinta yang tidak selalu berjalan lancar. Lampu dengan kekuatan hanya lima watt menjadi metafora bagi perasaan yang dijaga, namun pada akhirnya dijadikan korban.
Kenangan yang Kabur dan Penantian yang Tak Menentu: Penulis merenungkan kenangan dan penantian dalam suasana februari yang tergelap. Terdapat kerinduan akan jalan setapak yang berkabut menuju bukit, melambangkan kehidupan dan perjalanan. Namun, penulis menyadari bahwa hanya kenangan yang tersisa, dan harapan akan bangkit kembali harus datang dari diri sendiri. Puisi ini mempertanyakan arti dari penantian yang tak kunjung berakhir, dan mengajak pembaca untuk melihat ke depan dengan harapan yang baru.
Refleksi pada Sore Hari: Puisi ini mencerminkan perenungan penulis terhadap sore hari dan membangunnya kembali dalam kegelapan malam. Penulis memandang keseluruhan sore dengan mata yang nanar, mencoba memahami dan merasakan setiap nuansa yang terpancar. Namun, pada akhirnya, semua itu akan terjun ke dalam lautan esok hari, di mana masa depan menanti dengan segala kemungkinan.
Puisi "Sore Hari" karya Bambang Darto menghadirkan perenungan tentang luka, cinta, dan kenangan dalam suasana senja. Penulis mengungkapkan kepedihan dan ketidakpastian yang terkait dengan cinta, sambil merenungkan kenangan yang kabur dan penantian yang tak menentu. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dan perjalanan kehidupan, serta menemukan harapan baru di tengah kegelapan dan ketidakpastian.
Puisi: Sore Hari
Karya: Bambang Darto
Biodata Bambang Darto:
- Bambang Darto lahir di Nganjuk, pada tanggal 26 Februari 1950.
- Bambang Darto meninggal dunia di Yogyakarta pada tanggal 20 Januari 2018.