Puisi: Pabrik (Karya Kuntowijoyo)

Puisi "Pabrik" karya Kuntowijoyo menghadirkan gambaran tentang modernitas, industri, dan dampak sosialnya terhadap manusia dan lingkungan.
Pabrik

Di sini dilahirkan raksasa
bertulang besi bersaraf baja
tidak perlu nyanyi
dan ninabobo bidadari
Berjalan sedetik sesudah turun dari kandungan
melambaikan tangan
Aduh, jari-jarinya gemerlap bagai halilintar
Laki-laki dan perempuan
datang menghormat
ia pun mengulurkan tangan
untuk dicium.

Sesungguhnya ia dilahirkan dari rahim bumi
oleh tangan lelaki
Sesungguhnya ia dicipta dari tanah
untuk membantu ayah
menggembala kambing dan menyabit rumputan.
Sayang, mereka sangat memanjakannya
hingga raksasa itu jadi anak nakal
mengganggu ketenteraman tidur.

Awaslah, jangan lagi engkau melahirkan
anak-anak yang bakal jadi pembunuhmu.

Sumber: Isyarat (1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Pabrik" karya Kuntowijoyo adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan gambaran tentang modernitas, industri, dan dampak sosialnya terhadap manusia dan lingkungan. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam, Kuntowijoyo mengajak pembaca untuk merenungkan tentang konsekuensi dari kemajuan teknologi dan industrialisasi terhadap kehidupan manusia.

Tema Utama

  • Konsekuensi dari Kemajuan Industri: Puisi ini menggambarkan sebuah pabrik sebagai metafora dari kemajuan industri yang besar dan kuat, yang melahirkan "raksasa bertulang besi bersaraf baja". Ini mencerminkan kekuatan dan dampak besar dari industrialisasi terhadap alam dan manusia.
  • Alienasi dan Pembodohan: Kuntowijoyo mengkritik bahwa pabrik ini, meskipun merupakan simbol kemajuan teknologi, juga berpotensi untuk memisahkan manusia dari alam dan kehidupan yang lebih alami. Hal ini terlihat dari gambaran bahwa pabrik tidak membutuhkan keindahan atau kelembutan ("tidak perlu nyanyi / dan ninabobo bidadari"), tetapi lebih pada produktivitas dan efisiensi.

Gaya Bahasa dan Imaji

  • Imaji yang Kuat dan Tajam: Penggunaan gambaran seperti "raksasa bertulang besi bersaraf baja" memberikan kesan yang kuat dan menakutkan tentang kebesaran dan kekuatan pabrik. Jari-jari yang gemerlap bagai halilintar menunjukkan kekuatan dan energi yang tidak terkendali dari industrialisasi.
  • Pesan Kritis yang Tersirat: Dalam puisi ini, Kuntowijoyo tidak hanya menggambarkan pabrik sebagai mesin besar yang menciptakan kekayaan, tetapi juga sebagai ancaman bagi kehidupan manusia dan keharmonisan alam. Pabrik yang "jadi anak nakal / mengganggu ketenteraman tidur" menunjukkan dampak negatifnya terhadap kehidupan sehari-hari.

Emosi dan Nuansa

Puisi ini menciptakan nuansa ketakutan dan kekhawatiran akan masa depan yang dihadapi manusia dalam era industrialisasi modern. Meskipun ada kemajuan dan keuntungan ekonomi yang dibawa oleh industri, tetapi dampaknya terhadap lingkungan dan kualitas hidup manusia juga tidak bisa diabaikan.

Puisi "Pabrik" karya Kuntowijoyo adalah sebuah karya sastra yang mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari kemajuan industri dan teknologi terhadap kehidupan manusia dan alam. Dengan gaya bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam, puisi ini berhasil menyoroti kompleksitas hubungan antara manusia, industri, dan alam. Ini juga menjadi panggilan untuk lebih bijak dalam menghadapi tantangan-tantangan dari perkembangan industri demi keberlangsungan hidup manusia dan alam.

Puisi: Pabrik
Puisi: Pabrik
Karya: Kuntowijoyo

Biodata Kuntowijoyo:
  • Prof. Dr. Kuntowijoyo, M.A.
  • Kuntowijoyo lahir pada tanggal 18 September 1943 di Sanden, Bantul, Yogyakarta.
  • Kuntowijoyo meninggal dunia pada tanggal 22 Februari 2005 (pada usia 61 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.