Analisis Puisi:
Puisi "Mantra Pengantar" karya Umbu Landu Paranggi adalah karya yang memikat hati dengan keindahan dan kelembutan bahasanya. Dalam puisi ini, penyair menghadirkan gambaran indah tentang alam dan perasaan manusia dengan menggunakan metafora dan pengulangan kata yang menggetarkan jiwa pembaca.
Dalam bait pertama, "ucapan melati, dimekarkan matahari, udara bakti, disemburkan matahati," Umbu Landu Paranggi menyajikan harmoni dan keindahan alam. Penyair menggambarkan melati yang sedang mekar, matahari yang bersinar terang, dan udara yang penuh dengan rasa cinta dan pengabdian. Melalui kata-kata yang indah ini, penyair mengajak pembaca untuk menikmati keelokan alam dan menghargai kebesaran Tuhan.
Bait kedua menghadirkan gambaran yang lebih filosofis. "Maka para pengisap sezarrah, gelombang lengang, menanam ini sembahyang dialog, sawah ladang, maka adalah cuka duka, lupa luka, jantung hari." Penyair menggambarkan pengisap sezarrah yang menjadi bagian dari aliran kehidupan yang tak terpisahkan, serta gelombang yang terus bergerak dengan tenang. Penyair juga menyampaikan pesan tentang pentingnya dialog dan komunikasi dalam menjaga keharmonisan dan kerukunan di antara manusia. Dalam bait ini, penyair mengingatkan pembaca akan keterikatan kita dengan alam dan perasaan-perasaan yang terpendam di dalam hati.
Bait terakhir, "bahagia beta, alpa sendiri, bikin-bikin puisi, ucapan melati, pergelaran matahari, udara bakti, persembahan matahati," mengungkapkan perasaan bahagia dan rasa syukur yang dimiliki oleh penyair. Umbu Landu Paranggi mengungkapkan bahwa dia merasa bahagia dan terinspirasi untuk menciptakan puisi yang memanjakan indra dan menyentuh hati. Melalui kata-kata yang dipilih dengan indah, penyair menyampaikan pesan bahwa puisi adalah bentuk ungkapan yang penuh keindahan dan makna yang dapat menyentuh jiwa pembaca.
Puisi "Mantra Pengantar" karya Umbu Landu Paranggi adalah pengantar yang memukau bagi pembaca. Dalam puisi ini, penyair dengan kepiawaian bahasanya menggambarkan keindahan alam, kebersamaan, serta perasaan dan pemikiran manusia. Puisi ini mengajak kita untuk merenung, menikmati dan menghargai keindahan yang tercipta di sekitar kita, serta menggali kedalaman perasaan dan pemikiran yang ada di dalam diri kita sendiri. Dengan memanjakan indra melalui puisinya, Umbu Landu Paranggi mengajak pembaca untuk terhubung dengan dunia sekitar dan menemukan keindahan yang ada dalam diri kita.
Puisi: Mantra Pengantar
Karya: Umbu Landu Paranggi
Biodata Umbu Landu Paranggi:
- Umbu Landu Paranggi lahir pada tanggal 10 Agustus 1943 di Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur.
- Umbu Landu Paranggi meninggal dunia pada tanggal 6 April 2021, pukul 03.55 WITA, di RS Bali Mandara.