Puisi: Mandalawangi (Karya Juniarso Ridwan)

Puisi: Mandalawangi Karya: Juniarso Ridwan
Mandalawangi

tangan langit mencengkeram tanah,
dari jemarinya yang merekah, angin meronta,
dedaunan gemerincing. Hamparan hitam,

batu sejak subuh berlumur peluh,
mata air mengantar duka air mata,
pepohonan ngungun, bambu meranggas.

matahari menggerakkan taringnya,
gunung bergetar, sungai memagut sangsai,
gumpalan keluh larut di selokan-selokan.

embun yang melukis harapan pada ranting angin,
tergolek kaku di undakan waktu,
hutan yang terusir sudah lama dilupakan:

hanya tinggal tubuh kurus dibakar kemelaratan.

2003
Puisi: Mandalawangi
Puisi: Mandalawangi
Karya: Juniarso Ridwan


Catatan:
  • Juniarso Ridwan lahir di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 10 Juni 1955.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Di Sebuah TikunganDi sebuah tikungan yang basahPohon-pohon melunturkan warnanyaLampu-lampu sepanjang jalanMenjadi hurup-hurup paling sepiTapi masih ada yang tersembunyiSuara yang d…
  • Ke SelatanDi matamu kesunyian tumbuhSeperti pulau-pulau di tengah lautanKulihat bintang-bintang liarCahaya berhamburanDi matamu kesedihan utuhSeperti gunung-gunung yang ditancapkan…
  • KenanganAku melukis tubuhmuDengan cahaya pagiTubuhmu memanjangSeperti air kali2003Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007)Puisi: KenanganKarya: Acep Zamzam NoorBiodata&nb…
  • SemenanjungAngin menyapu rambutmuDari arah laut jinggaSurya melenggangMelewati rembang petangBenang-benang halusnyaMenembus kabutAda ronaDi pipimuKilau tembagaDi bibir etnismuKuger…
  • Lembah AnaiAku mencari rambutmuJauh ke dalam hutanMatamu menenungkuDengan air terjunSungai adalah suaraYang menenggelamkankuLembah yang terciptaDari kedalaman kata-kata2003Sumber:&…
  • KesedihanSulur-sulur cahayaMengalir dari kelopak mataAbad-abad kesedihanTersimpan di bening hujan2003Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007)Puisi: KesedihanKarya: Acep Z…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.