Puisi: In Memoriam, Yang Terbunuh (Karya Kuntowijoyo)

Puisi: In Memoriam, Yang Terbunuh Karya: Kuntowijoyo
In Memoriam:
Yang Terbunuh


Sekali, hutan tidak menumbuhkan pohon
Burung melayap-layap, terbakar bulu-bulunya
Bumi mengaduh, menggapai bebannya
Pemburu tidak pulang sesudah petang tiba
Lampu malam dipetik dari gunung api.

Malaikat di angkasa menyilang tangan di dada
Menyesali dendam yang tumpah
Memalingkan muka tiap kali darah menetes di tanah.

"Mengapa kaubunuh saudara kandungmu?"

Sumber: Isyarat (1976)

Puisi: In Memoriam, Yang Terbunuh
Puisi: In Memoriam, Yang Terbunuh
Karya: Kuntowijoyo

Biodata Kuntowijoyo:
  • Prof. Dr. Kuntowijoyo, M.A.
  • Kuntowijoyo lahir pada tanggal 18 September 1943 di Sanden, Bantul, Yogyakarta.
  • Kuntowijoyo meninggal dunia pada tanggal 22 Februari 2005 (pada usia 61 tahun).

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • PejalanPejalan sudah kembalimukanya pucat pasiterbungkukdi bawah kain lusuhtak ada lagi cahya matanyabergegas pulangke rumah yang tak jelas di manaberhasrat keras melepas bebanyang…
  • Engkau, SukmaSukmamu bangkitBagai bianglalaBerdiriDi cakrawalaMerenda siang dalam impianGemerlap warna-warni benang sutra.Badai tidak datangAngin pulang ke pangkalanIstirahat panja…
  • Hari Ke-NHari ke n dari Adam dilahirkanmega putih menyingkir ke tepilangit terbukasederet burung undanterbang di garis cakrawalaTidak habisnya engkau memujihari itu di hutanserigal…
  • SuaraAda suara menderu dan warna ungu. Terserapjasadku. Kukira akan padan juga. Tetapi tidak.Adakah engkau juga menangkap makna itu? Di luar,sebagai sediakala. Langit bersatu denga…
  • Sang UtusanDikabarkanpada tanggal satu bulan Muharamakan tiba Sang Utusandalam perjalanan kembalimenjenguk warganyaMereka keluar dari rumah-rumahberdiri di tamanmenantikanBunga-bun…
  • Suasana (1)Yang serba kacasudah ditanam di kamarcangkir dengan kopi di dalammengawasi pagimembiarkan uap menyedap kamarBapa sedang memandikan bocahterdengar air berkecibakIbu menyi…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.