Puisi: Aide Memoire (Karya Umbu Landu Paranggi)

Puisi "Aide Memoire" karya Umbu Landu Paranggi menggunakan simbolisme alam dan metafora yang mendalam untuk mengeksplorasi tema-tema seperti ...
Aide Memoire

bukalah jendela, di luar angin
menyiapkan pelaminan kemarau
sebelum burung-burung dan daunan
luput dari nyalang pandang dukaku
catatan-catatan mengubur segala kecewa
upacara kecil hari-hari kelampauanku
bukalah kerudung jiwa di sini
gemakan kenangan pengembaraan sunyi
jauh atau dekat, dari ruang ini
sebelum sayap-sayap derita dan kerja
pergi berlaga mendarahi bumi
dan dengan gemas menyerbu kaki langit itu
di mana mengkristal rindu dendamku abadi

1967

Sumber: Tonggak 3 (1987)

Analisis Puisi:

Puisi "Aide Memoire" karya Umbu Landu Paranggi merupakan sebuah karya yang menyajikan refleksi mendalam tentang kenangan, kekecewaan, dan perjalanan hidup melalui penggunaan simbolisme dan bahasa yang puitis. Dalam puisi ini, Paranggi memanfaatkan berbagai elemen alam dan metafora untuk menyampaikan perasaan batin yang kompleks.

Jendela dan Angin

Puisi dimulai dengan perintah "bukalah jendela, di luar angin," yang berfungsi sebagai metafora untuk membuka diri terhadap pengalaman dan perasaan. Jendela sebagai simbol keterbukaan dan pengamatan luar, mengisyaratkan keinginan untuk melihat dan memahami dunia di luar diri sendiri. Angin yang disebutkan kemudian melambangkan perubahan atau pergeseran yang akan datang. Angin yang "menyiapkan pelaminan kemarau" memberikan gambaran tentang perubahan yang tak terhindarkan, di mana kemarau bisa diartikan sebagai periode kekeringan emosional atau kesulitan yang sedang dihadapi.

Burung dan Daunan

"Sebelum burung-burung dan daunan," melanjutkan tema perubahan dengan menggambarkan sesuatu yang luntur atau hilang dari pandangan. Burung dan daunan biasanya melambangkan kehidupan dan pertumbuhan, namun di sini mereka "luput dari nyalang pandang dukaku," yang berarti bahwa bahkan hal-hal yang biasanya memberikan kebahagiaan atau keindahan tidak lagi mampu menghibur atau memberikan makna.

Catatan-catatan dan Upacara Kecil

"Catatan-catatan mengubur segala kecewa," mengacu pada cara kita menyimpan kenangan dan kekecewaan, mungkin melalui tulisan atau refleksi pribadi. Upacara kecil hari-hari kelampauan mencerminkan bagaimana kita mengadakan ritual atau upacara kecil untuk mengingat atau merayakan masa lalu, meskipun tidak sepenuhnya menyembuhkan luka.

Kerudung Jiwa dan Kenangan Pengembaraan Sunyi

"Bukalah kerudung jiwa di sini," menyiratkan sebuah permohonan untuk membuka atau mengekspos perasaan terdalam. Kerudung di sini melambangkan penghalang atau perlindungan terhadap emosi yang mendalam. "Gemakan kenangan pengembaraan sunyi" merujuk pada bagaimana kenangan-kenangan masa lalu, yang mungkin penuh kesendirian dan pencarian, terus berdongeng dalam pikiran dan jiwa seseorang.

Sayap-Sayap Derita dan Kerja

"Sayap-sayap derita dan kerja" menggambarkan beban emosional dan fisik yang dihadapi dalam kehidupan. Derita dan kerja yang digambarkan sebagai sayap menunjukkan bahwa beban ini merupakan bagian dari perjalanan hidup yang lebih besar, yang mungkin membebani atau menghalangi seseorang dari mencapai kebahagiaan atau tujuan mereka.

Mendarahi Bumi dan Kaki Langit

Ekspresi "pergi berlaga mendarahi bumi" menggambarkan pertarungan atau perjuangan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan "menyerbu kaki langit" menandakan aspirasi yang tinggi atau keinginan untuk mencapai sesuatu yang lebih besar. Mengkristal rindu dendamku abadi berarti perasaan dan keinginan ini telah mengeras dan menetap dalam jiwa, menjadi bagian dari identitas dan eksistensi pribadi.

Puisi "Aide Memoire" karya Umbu Landu Paranggi menggunakan simbolisme alam dan metafora yang mendalam untuk mengeksplorasi tema-tema seperti kenangan, kekecewaan, dan perjuangan pribadi. Dengan menggunakan elemen seperti jendela, angin, burung, dan kerudung jiwa, Paranggi menciptakan gambaran puitis tentang perjalanan emosional dan refleksi pribadi. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kita menghadapi perubahan, menyimpan kenangan, dan berjuang melawan kesulitan dalam pencarian makna dan kedamaian. Paranggi dengan mahir menyatukan simbolisme dan bahasa untuk menyampaikan perasaan batin yang kompleks dan mendalam dalam karya ini.

Umbu Landu Paranggi dan Emha Ainun Nadjib
Puisi: Aide Memoire
Karya: Umbu Landu Paranggi

Biodata Umbu Landu Paranggi:
  • Umbu Landu Paranggi lahir pada tanggal 10 Agustus 1943 di Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur.
  • Umbu Landu Paranggi meninggal dunia pada tanggal 6 April 2021, pukul 03.55 WITA, di RS Bali Mandara.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.