Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Orang Usiran (Karya Leon Agusta)

Puisi "Orang Usiran" karya Leon Agusta mengajak pembaca untuk merenungkan pengalaman penderitaan dan keterasingan yang sering kali dialami dalam ...
Orang Usiran

di tepi hutan dia terbaring
sebelum senja merah terbanting
dan orang-orang berkata:
benar, di sini dia dikebumikan
bagai sang pemburu yang diusir
dari padang-padang kecintaannya

Kuala Lumpur, 1974

Sumber: Gendang Pengembara (2012)

Analisis Puisi:

Puisi "Orang Usiran" karya Leon Agusta menawarkan sebuah gambaran mendalam tentang penderitaan dan pengasingan, dengan menggunakan simbol-simbol yang kuat untuk menyampaikan pesan tentang kehilangan dan keterasingan.

Menyusun Konteks

Puisi ini dibuka dengan deskripsi tentang seseorang yang "terbaring di tepi hutan" sebelum "senja merah terbanting." Gambaran ini menciptakan suasana yang melankolis dan penuh kesedihan, dengan hutan sebagai latar belakang yang simbolis. Hutan sering kali melambangkan tempat yang terisolasi dan liar, yang dapat mencerminkan kondisi batin yang terasing dan ditinggalkan.

Penggambaran Penderitaan

Kalimat "dan orang-orang berkata: / benar, di sini dia dikebumikan" menunjukkan pengakuan umum tentang kematian atau kehampaan yang dialami tokoh tersebut. Ada rasa kepastian bahwa dia telah dikebumikan di tempat tersebut, yang menunjukkan bahwa dia telah diterima sebagai bagian dari lingkungan, meskipun dalam konteks penderitaan dan pengasingan.

Simbolisme Pemburu

Penyair menggambarkan tokoh dalam puisi ini sebagai "sang pemburu yang diusir / dari padang-padang kecintaannya." Pemburu, dalam banyak budaya, sering kali melambangkan seseorang yang berusaha mencari dan mendapatkan sesuatu, biasanya berkaitan dengan keinginan atau pencapaian. Penggambaran pemburu yang diusir menandakan bahwa tokoh tersebut telah kehilangan sesuatu yang penting dalam hidupnya—sesuatu yang sangat dicintai dan dicari, tetapi kini tidak lagi dapat dijangkau.

Makna Keseluruhan

Puisi ini mencerminkan tema besar tentang pengasingan dan kehilangan. Dengan menggunakan hutan sebagai latar dan pemburu sebagai simbol, Leon Agusta menciptakan sebuah narasi tentang seseorang yang mengalami penderitaan dan keterasingan. Tokoh dalam puisi ini bukan hanya mengalami kematian fisik, tetapi juga mengalami kehilangan emosional yang mendalam, yang tercermin dalam pengasingannya dari "padang-padang kecintaannya."

Puisi "Orang Usiran" karya Leon Agusta adalah puisi yang memanfaatkan simbolisme dan imaji yang kuat untuk menyampaikan pesan tentang pengasingan dan kehilangan. Dengan menggambarkan seseorang yang terbaring di tepi hutan dan diakui sebagai pemburu yang diusir, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pengalaman penderitaan dan keterasingan yang sering kali dialami dalam hidup. Melalui elemen-elemen puisi ini, Leon menciptakan sebuah karya yang penuh dengan makna dan refleksi mendalam tentang kondisi manusia.

Leon Agusta
Puisi: Orang Usiran
Karya: Leon Agusta

Biodata Leon Agusta:
  • Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.