Puisi: Nyanyian Elang (Karya L.K. Ara)

Puisi "Nyanyian Elang" karya L.K. Ara mengungkapkan kepedihan dan keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan dan dampaknya pada kehidupan.
Nyanyian Elang

Kulik …kulik…kulik
Kemana perginya reranting dan dedaunan
Kemana lenyapnya pepohonan di hutan-hutan
Kemana raibnya warna kehijau-hijauan

Kulik …kulik…kulik
Tangan siapa yang demikian perkasa
Membuat gunung-gunung gundul
Dan padang-padang jadi gersang
Hati siapa yang demikian keras
Sehingga tempat kami bermain pun dirampas
Bahkan sarang tempat kami berteduh ikut ditumpas

Kulik…kulik…kulik
Jika suaraku kini terdengar parau
Bukan risau
Karena tempatku bermain hilang
Dan sarang tempat tinggal terbuang
Bukan
Tapi hatiku galau
Melihat air bah di sungai
Menderu menerjang kampung
Menghilangkan harta dan nyawa
Yang seharusnya dipelihara manusia
Karena mereka berakal
Tapi
Mereka mungkin lupa
Pada pesan nenek moyang
Yang sudah lama berkembang
Yang tersimpan di buku tua
Yang lusuh lembar-lembarnya
Yang tak pernah lagi dibuka
Orang dikatakan berbudi
Kalau merusak alam ia jauhi
Orang dikatakan ingat anak cucu
Kalau merusak alam ia merasa malu
Orang dikatakan ingat hari kemudian
Kalau ia menjaga laut dan hutan

Kini setelah rusak alam lingkungan
Telah datang segala kemalangan
Musibah silih bergantian
Celaka melanda tak berkesudahan
Alampun telah porak poranda
Menumbuhkan silang sengketa
Dan anak cucu akan hidup merana
Salah siapa?
Aku tidak tahu

Kulik … kulik…kulik
Suaraku kini agak bergetar
Melihat orang orang mulai menanam pohon dengan sabar

Banda Aceh, 1 Januari 2010

Analisis Puisi:

Puisi "Nyanyian Elang" karya L.K. Ara mengungkapkan kepedihan dan keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan dan dampaknya pada kehidupan. Dengan suara yang penuh emosi, puisi ini menggambarkan bagaimana tindakan manusia telah merusak alam, dan mengajak pembaca untuk merenungkan akibat dari tindakan tersebut.

Tema Utama

  • Kepedihan terhadap Kerusakan Alam: Tema utama puisi ini adalah kepedihan elang terhadap kerusakan yang terjadi pada alam. Elang, sebagai simbol dari alam liar, menyaksikan bagaimana reranting, dedaunan, dan pepohonan hilang, serta bagaimana gunung-gunung menjadi gundul dan padang-padang menjadi gersang. Ini mencerminkan betapa besar dampak tindakan manusia terhadap lingkungan.
  • Kritik terhadap Keterasingan Manusia dari Alam: Puisi ini juga mengkritik keterasingan manusia dari alam. Melalui suara elang, puisi ini menunjukkan betapa manusia telah merusak tempat-tempat yang penting bagi kehidupan dan mengabaikan pesan-pesan nenek moyang tentang menjaga lingkungan. Ada rasa kemarahan dan keputusasaan terhadap sikap manusia yang tidak menghargai alam.
  • Harapan untuk Pemulihan dan Kesadaran: Meskipun puisi ini awalnya menggambarkan keputusasaan, ada juga unsur harapan di akhir. Elang menyaksikan orang-orang mulai menanam pohon dengan sabar, yang menunjukkan bahwa masih ada upaya untuk memperbaiki kerusakan dan mengembalikan keseimbangan alam. Ini mencerminkan harapan bahwa tindakan positif dapat membawa perubahan.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Penggunaan Onomatopeia: Puisi ini memanfaatkan onomatopeia dengan kata "Kulik … kulik … kulik" untuk menciptakan efek suara yang menggambarkan pencarian dan kepedihan elang. Ini menambah dimensi emosional pada puisi dan membantu menyampaikan rasa kesedihan dan frustrasi.
  • Imaji yang Kuat: L.K. Ara menggunakan imaji yang kuat untuk menggambarkan kerusakan alam. Frasa seperti "gunung-gunung gundul," "padang-padang jadi gersang," dan "air bah di sungai" menciptakan gambaran visual yang jelas tentang dampak negatif dari kerusakan lingkungan. Ini membantu pembaca merasakan betapa seriusnya masalah tersebut.
  • Kritik Sosial dan Moral: Puisi ini menyampaikan kritik sosial dan moral melalui liriknya. Ada referensi terhadap "pesan nenek moyang" dan "buku tua" yang menunjukkan bahwa nilai-nilai tentang menjaga alam telah ada sejak lama, tetapi sering kali diabaikan. Ini memperkuat pesan bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab yang harus diingat dan dilaksanakan.

Makna dan Interpretasi

Puisi "Nyanyian Elang" mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari kerusakan lingkungan dan peran manusia dalam melestarikannya. Suara elang yang penuh keprihatinan mencerminkan kepedihan terhadap hilangnya tempat hidup dan dampak bencana alam yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan. Puisi ini mengkritik ketidakpedulian manusia terhadap pesan-pesan bijak yang telah diwariskan oleh nenek moyang dan menekankan pentingnya menjaga lingkungan untuk kesejahteraan anak cucu.

Di akhir puisi, ada nota harapan bahwa tindakan seperti penanaman pohon dapat membawa perubahan positif. Ini menunjukkan bahwa meskipun kerusakan sudah terjadi, masih ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan jika manusia bersedia untuk mengambil tindakan yang benar.

Puisi "Nyanyian Elang" karya L.K. Ara adalah karya yang mendalam dan reflektif tentang kerusakan lingkungan dan tanggung jawab manusia untuk menjaga alam. Dengan gaya bahasa yang emosional dan imaji yang kuat, puisi ini menyampaikan pesan penting tentang kepedihan terhadap kerusakan dan harapan untuk pemulihan. Ini adalah panggilan untuk kesadaran dan tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan memulihkan lingkungan, serta menghormati pesan-pesan bijak dari nenek moyang kita.

Puisi
Puisi: Nyanyian Elang
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.