Analisis Puisi:
Puisi "Gundah Kian Dalam" karya Aspar Paturusi adalah sebuah karya sastra yang menggugah perasaan dan mengkritisi kondisi sosial yang kompleks. Puisi ini mencerminkan gelisah dan keprihatinan penyair terhadap masa kini dan masa depan. Dengan gaya bahasa yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang tanggung jawab sosial, keadilan, dan ketidakpedulian.
Kekelaman Masa Kini: Puisi ini memulai dengan gambaran langit yang menghitam dan hujan lebat yang turun, menciptakan suasana kelam dan muram. Gambaran ini menggambarkan kegelisahan penyair terhadap masa kini yang penuh dengan kesulitan dan tantangan.
Tanggung Jawab Sosial: Penyair menunjukkan keprihatinan terhadap ketidakpedulian terhadap tanggung jawab sosial. Pertanyaan tentang arti tanggung jawab dan pengabdian mencerminkan kegelisahan tentang apakah masyarakat benar-benar memikirkan masa depan dan peduli terhadap anak cucu yang akan mengarungi masa depan. Puisi ini menyoroti pentingnya kesadaran akan tanggung jawab kolektif terhadap masa depan.
Kritik terhadap Keinginan Materi: Puisi ini juga mengkritisi sikap materialistik dan keinginan berlebihan terhadap harta benda. "Mereka yang tega menjadikan harta benda tumpukan milik semata" mencerminkan ketidakpedulian terhadap hal-hal yang lebih penting dalam kehidupan seperti keadilan, kejujuran, dan peduli terhadap sesama.
Kehilangan Kejujuran dan Keadilan: Puisi ini menyiratkan bahwa kejujuran dan keadilan semakin jarang ditemui. "Selamat tinggal kejujuran, tak gentar hadapi pengadilan, tak ada haru pada kemiskinan, biarkan melebar ketakadilan" menggambarkan bahwa nilai-nilai kejujuran dan keadilan diabaikan dan digantikan oleh ketidakpedulian dan ketidakadilan.
Gaya Bahasa yang Kuat: Gaya bahasa dalam puisi ini kuat dan menggugah perasaan. Penyair menggunakan imaji langit yang menghitam dan hujan lebat untuk menciptakan suasana kegelisahan dan kesedihan. Puisi ini juga menggunakan perumpamaan dan pertanyaan retoris untuk menyampaikan kritik dan pertimbangan tentang kondisi sosial.
Puisi "Gundah Kian Dalam" karya Aspar Paturusi adalah sebuah puisi yang menyentuh hati dan mencerminkan keprihatinan tentang kondisi sosial yang kompleks. Penyair menggambarkan gelisah dan kekhawatiran tentang masa kini dan masa depan, serta kritik terhadap ketidakpedulian terhadap tanggung jawab sosial dan keadilan. Gaya bahasa yang kuat dan gambaran gelap dalam puisi ini menciptakan kesan mendalam bagi pembaca. Puisi ini menjadi pengingat tentang pentingnya kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.
Karya: Aspar Paturusi
Biodata Aspar Paturusi:
- Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
- Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.