Puisi: Wanita, Siapakah Engkau (Karya L.K. Ara)

Puisi: Wanita, Siapakah Engkau Karya: L.K. Ara
Wanita, Siapakah Engkau


wanita, siapakah engkau
yang melengos memandang ke arahku
dia yang tidur
di pelataran Masjidil Haram
antara tempat sa'i
dan tempat mancur air zamzam

wanita, siapakah engkau
yang berwajah pucat
memandang dengan sayu kepadaku
dia yang lelah
rebah di atas kardus bekas
di pelataran Masjidil Haram
dan tempat mancur air zamzam

wanita, siapakah engkau
yang dibangunkan orang berpakaian ihram
lalu meraih uang satu real
kemudian engkau runduk
dan rebah lagi ke atas kardus bekas
di pelataran Masjidil Haram
dekat tempat sa'i dan air zamzam

wanita, siapakah engkau
yang tak pernah lagi perduli padaku
tak memandang tak melengos
badan rebah
berupa seonggok tubuh lelah
dan tidur dengan pulas

wanita, kucari engkau dalam diriku
dan kutemu
wanita engkaulah itu
engkaulah yang berwajah pucat engkaulah yang bermata sayu
wanita engkaulah itu
yang ketika aku masih kecil
kau izinkan kupetik ketimun dari
kebunmu
lalu kujual untuk biaya sekolahku
wanita, engkaulah itu
yang sebelum meninggal dulu
sempat bergurau denganku
kau minta dibayarkan resep obatmu
wanita, engkaulah itu
engkau adalah adik ibuku
yang telah lama pergi
dipanggil Illahi Rabbi

Makkah, 4 Juni 1993

Puisi: Wanita, Siapakah Engkau
Puisi: Wanita, Siapakah Engkau
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Lagu Biasa Musik jazz yang tenang dengan kalimat-kalimat Chu Yuan yang masih berdebat Riung Gunung, kabut Puncak dan aku malam ini Punya langit yang terpejam Dan bintang-bin…
  • Rimba Lewat sisa gerimis di kaca Kita saksikan rimba Rimba yang tertutup kabut Dan bukitpun dilingkup senyap Cipayung, 7 Maret 1986Analisis Puisi:Puisi "Rimba" karya L.K…
  • Dialog (I) (- Kepada Penyair Anhar) Apakah engkau yakin bahwa hidup ini sudah sepenuhnya kita nikmati. Di luar aku masih melihat banyak orang …
  • Kisah Burung Manyar Gemercak angin menyapa daun bambu Burung manyar merentak sayap Hinggap terbang di pucuk senyap Menuju sarang dan terlelap Selesai hidup matahari redup …
  • Sajak Berlayar Berlayarlah berlayarlah menuju-Ku Itu perahu untuk engkau naiki Jangan hampiri yang serba palsu Itu pertanda hati yang ragu Naikilah perahu rindu Rindu ber…
  • Natal di Sintesa Peninsula Aku meninggalkan kamar dan pergi ke puncak bukit Jalan menanjak dan melingkar adalah rute resmi Menuju pagi. Kabut berkerumun di tengah udara dingi…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.