Puisi: Pengadilan Jalanan (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Pengadilan Jalanan" karya Aspar Paturusi menggambarkan suasana kehidupan di jalanan perkotaan yang keras dan tanpa ampun. Dengan menggunakan ..
Pengadilan Jalanan

lelaki renta itu berjalan pelan di trotoar
mobil dan motor melaju kencang di jalanan
tak ada yang mengalah bagai di arena balapan

di sini pasti aman, pikirnya, ia pun melenggang
ada motor naik ke trotoar hampir menyerempetnya
satu motor lagi lewat dan pengendara membentaknya

lelaki renta itu hanya mengelus dada
"inilah pengadilan jalanan", ia geleng kepala

Jakarta, 20 Januari 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Pengadilan Jalanan" karya Aspar Paturusi menggambarkan suasana kehidupan di jalanan perkotaan yang keras dan tanpa ampun. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang tema keadilan, ketegangan, dan konflik dalam kehidupan sehari-hari.

Tema Utama

  • Ketegangan di Jalanan: Puisi ini mencerminkan ketegangan yang ada di jalanan perkotaan, di mana mobil dan motor berlalu-lalang dengan kecepatan tinggi tanpa menghiraukan pengguna jalan lainnya. Pemandangan ini menunjukkan ketidakamanan dan tantangan yang dihadapi oleh individu yang lebih rentan seperti lelaki renta dalam puisi.
  • Pengadilan Jalanan: Ungkapan "Pengadilan jalanan" digunakan dalam puisi untuk menggambarkan bagaimana situasi di jalanan bisa menjadi tempat di mana keputusan-keputusan tidak adil atau kekerasan verbal bisa terjadi secara cepat dan tanpa peringatan. Hal ini mencerminkan realitas bahwa kehidupan di jalanan sering kali tidak sepenuhnya aman atau terlindungi.
  • Kehadiran Lelaki Renta: Lelaki renta dalam puisi ini menjadi simbol kehadiran individu yang rentan di tengah-tengah kehidupan perkotaan yang sibuk dan kadang-kadang tidak manusiawi. Meskipun dia merasa aman di trotoar, kehadirannya terusik oleh kejadian tidak menyenangkan yang menunjukkan ketidakadilan sosial.

Gaya Bahasa dan Imaji

  • Bahasa Sederhana Namun Efektif: Aspar Paturusi menggunakan bahasa yang sederhana namun efektif untuk menggambarkan adegan di jalanan. Kata-kata seperti "lelaki renta", "melenggang", dan "mengelus dada" menggambarkan dengan jelas karakter dan reaksi lelaki tersebut terhadap situasi yang dihadapinya.
  • Imaji Jalanan yang Sibuk: Imaji mobil dan motor yang melaju kencang di jalanan, serta motor yang naik ke trotoar, memberikan gambaran tentang kehidupan kota yang sibuk dan berisiko tinggi. Ini menciptakan kontras antara kecepatan dan keamanan yang dirasakan oleh pengguna jalan.

Emosi dan Nuansa

Puisi ini menimbulkan nuansa ketegangan dan kehati-hatian yang kuat. Pembaca dapat merasakan ketegangan dan kegelisahan yang dirasakan oleh lelaki renta ketika dia berjalan di jalanan yang dipenuhi dengan kendaraan bermotor yang berbahaya. Ungkapan "inilah pengadilan jalanan" dengan singkat tetapi kuat menunjukkan rasa keheranan dan keputusasaan atas apa yang dia alami.

Puisi "Pengadilan Jalanan" karya Aspar Paturusi adalah sebuah puisi yang menggambarkan dengan tajam kehidupan di jalanan perkotaan, dengan fokus pada tema ketegangan, keadilan, dan ketidakamanan. Melalui penggunaan bahasa sederhana namun efektif, puisi ini berhasil menggambarkan realitas pahit dari kehidupan di jalanan yang sering kali tidak memberi kesempatan untuk merasa aman atau dilindungi. Dengan demikian, Aspar Paturusi berhasil menghadirkan sebuah karya sastra yang menggugah dan memperdalam pemahaman pembaca akan dinamika sosial di lingkungan perkotaan yang kompleks.

Aspar Paturusi
Puisi: Pengadilan Jalanan
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.