Puisi: Pawai Obor dalam Gerimis (Karya L.K. Ara)

Puisi "Pawai Obor dalam Gerimis" mengajak pembaca untuk merenungi tentang kekuatan semangat dan kasih yang dapat bertahan dalam segala keadaan, ....
Pawai Obor dalam Gerimis

Pawai obor berjalan dalam gerimis
Udara malam yang dingin dan manis
Orang orang tegak berdiri

Di tangan obor menyala menerangi
Berangkat dari pendopo
Barisan mengikuti jalan
Melingkar kota
Hingga kembali ke tempat semula

Pawai obor nyala berpendar
Menyusup tepi jalan hingga belukar
Mengalir ke seluruh alam sekitar
Ingin berkabar
Suara merdeka
Masih bergelora

Pawai obor berjalan dalam gerimis
Kuyup oleh air mata langit menitis
Kasih yang tak pernah habis

Banda Aceh, 17 Agustus 2012

Analisis Puisi:

Puisi "Pawai Obor dalam Gerimis" karya L.K. Ara adalah sebuah karya yang mengekspresikan momen perayaan atau protes dengan menggunakan simbolisme pawai obor di tengah gerimis. Melalui puisi ini, Ara menggambarkan suasana malam yang penuh makna dan emosi, menyampaikan pesan tentang kebangkitan semangat dan kasih yang abadi.

Pawai Obor dan Gerimis

Puisi dimulai dengan gambaran "pawai obor berjalan dalam gerimis," yang menciptakan suasana malam yang dingin namun penuh semangat. Gerimis di sini berfungsi sebagai metafora untuk kesedihan atau tantangan, tetapi pawai obor yang menerangi malam tetap berlangsung dengan tekad. "Udara malam yang dingin dan manis" melambangkan campuran perasaan yang kompleks—kesejukan malam yang menyegarkan namun juga bisa membawa rasa sedih atau reflektif.

Simbolisme Obor

"Di tangan obor menyala menerangi" menunjukkan bagaimana obor, sebagai simbol cahaya dan harapan, berfungsi untuk menerangi jalan dan menunjukkan arah. Pawai ini "berangkat dari pendopo" dan "barisan mengikuti jalan," menggambarkan perjalanan kolektif menuju tujuan bersama. Obor juga melambangkan tekad dan keberanian, meskipun "pawai obor nyala berpendar" menyoroti bagaimana cahaya ini menyusup ke berbagai tempat, termasuk "tepi jalan hingga belukar," menunjukkan jangkauan dan pengaruh dari semangat yang dibawa oleh pawai.

Pesan Merdeka dan Kasih

Bagian puisi yang menyebutkan "suara merdeka masih bergelora" mengindikasikan bahwa meskipun ada tantangan dan kesulitan, semangat kebebasan dan merdeka tetap hidup dan kuat. Pawai obor, meskipun dilanda gerimis, tetap menjadi simbol perlawanan dan semangat kebangsaan.

Di akhir puisi, "kuyup oleh air mata langit menitis" menggambarkan bagaimana perasaan dan kasih yang abadi tidak pernah pudar meskipun dilanda hujan atau kesulitan. "Kasih yang tak pernah habis" menunjukkan bahwa cinta dan semangat, meskipun mungkin tertutup oleh air mata atau kesulitan, tetap ada dan tidak akan pernah benar-benar hilang.

Puisi "Pawai Obor dalam Gerimis" karya L.K. Ara adalah sebuah refleksi tentang semangat, kebebasan, dan kasih yang abadi, meskipun dalam keadaan yang penuh tantangan. Melalui simbolisme pawai obor dan gerimis, puisi ini mengeksplorasi tema tentang bagaimana semangat dan cinta dapat bertahan dan bersinar meskipun menghadapi rintangan.

Dengan penggunaan simbolisme yang kuat dan deskripsi yang mendalam, L.K. Ara berhasil menciptakan puisi yang menyentuh dan menggugah perasaan tentang perayaan, perlawanan, dan cinta. Puisi "Pawai Obor dalam Gerimis" mengajak pembaca untuk merenungi tentang kekuatan semangat dan kasih yang dapat bertahan dalam segala keadaan, serta bagaimana pawai obor menjadi simbol keberanian dan tekad yang tak tergoyahkan. Puisi ini adalah sebuah karya yang menyoroti keindahan dan kekuatan dari semangat kolektif dalam menghadapi tantangan.

Puisi
Puisi: Pawai Obor dalam Gerimis
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.