Puisi: Pidato Menjelang Perang (Karya M. Saribi Afn)

Puisi "Pidato Menjelang Perang" karya M. Saribi Afn menekankan bahwa perang, meskipun brutal, harus dijalankan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan ...
Pidato Menjelang Perang

Mereka telah menunggu di atas karang itu
kuda-kuda yang berdiri, pedang-pedang berkilatan
langit barat dan awan diam
terbakar mentari yang hampir terbenam.

- kita segera tinggalkan tempat ini
menempuh daerah yang belum kita kenali
Lihatlah di punggung kita perbukitan
karang terjal dan tebing curam
di depan kita hutan belukar yang maha lebat
dan musuh miliki kekuatan berpuluh lipat
telah mengintai dari segenap penjuru
Singsingkanlah lengan dan teguhkanlah iman
tajamkanlah telinga dan tajamkanlah mata
Kita serang musuh kita
bagai badak yang terluka.

Suara itu membelah sepi
laksana gelombang lautan yang maha dahsyat
memukul ke dasar hati
bangkitkan kekuatan dan semangat
butir darah melonjak, bulu kuduk berdiri
- Hadapilah musuh yang menghadapkan mukanya
kepada kita
Kita berperang secara jantan
melawan musuh yang memperkosa kebenaran
melawan musuh yang memperkosa kemerdekaan
dan menghalau musuh yang menjajah bumi kita
Kita berperang secara kesatria
dan bukan pengecut
dan bukan sebagai pengkhianat.

Sejenak. panglima itu berhenti bicara
wajahnya keras dan matanya tajam
menyinarkan kemauan yang kuat.

- Bunuhlah musuh yang mengancam jiwa
Tuhan menghalalkan sikap kita
tapi jangan diperlakukan secara dendam
dan di luar batas kemanusiaan
kerna ini bukanlah sifat kesatria
Terimalah dengan baik musuh yang menyerah
dan perlakukanlah tawanan itu penuh sopan

Hormatilah wanita dan orangtua renta
mereka yang lemah dan tak berdaya
jangan timbulkan keonaran dan merampas miliknya
berlakulah sebagai bunga bangsa
yang jadi impian leluhur kita
Biarkanlah anak-anak yang belum dewasa
kerna mereka bukanlah musuh kita
mereka adalah tunas-tunas masa depan
Kita harus bertindak secara bijaksana
jangan dibumihanguskan tanaman-tanaman
dan hewan ternak yang tak punya dosa
biarkan padi di sawah dan lembu pada tempatnya
Jangan diganggu rumah-rumah peribadatan
ulama di masjid, pendeta di gereja dan suster di biara
jangan diganggu rumah yatim dan rumah sakit
pelayan dan tabib-tabib yang melakukan tugasnya
Berlakulah secara kesatria
sebagai leluhur kita telah memberi contohnya
Jagalah diri anda dalam setiap pertempuran
ingatlah dan tolonglah kawan sejawat
dalam kesulitan dan penderitaan
yakinlah kita berjuang di dalam kebenaran
membela tanah dan rakyat yang tertindas
Tuhan akan bersama kita
dan merah-mati tekad ini.

Sejenak. Panglima itu berhenti bicara
menarik napas dan mengusap jidatnya
dengan tangannya yang berwarna tembaga
Sementara mereka menunggu
semangat telah membakar tubuhnya.

Analisis Puisi:

Puisi "Pidato Menjelang Perang" karya M. Saribi Afn menawarkan sebuah gambaran dramatis mengenai persiapan mental dan etika dalam menghadapi perang. Melalui pidato seorang panglima perang, puisi ini mengeksplorasi tema kepemimpinan, semangat juang, dan kode etik yang harus dijunjung tinggi dalam peperangan.

Gambaran Umum dan Tema

  • Konteks Perang dan Persiapan: Puisi ini dimulai dengan sebuah gambaran visual yang kuat: para prajurit berdiri di atas karang, siap menghadapi pertempuran. Pemandangan ini menekankan ketegangan dan kesiapan yang dirasakan oleh para pejuang. Pedang-pedang berkilat dan matahari yang hampir terbenam melukiskan suasana mendekati pertempuran, menandakan bahwa waktu untuk bertindak telah tiba.

Pidato Panglima

Pidato panglima perang, yang merupakan inti dari puisi ini, dirancang untuk memotivasi dan membangkitkan semangat para pejuang. Panglima menyampaikan pesan-pesan penting:
  • Keteguhan dan Kesiapan: Panglima menyeru para prajurit untuk meninggalkan tempat mereka dan menghadapi musuh dengan penuh keberanian. Pesan ini menekankan pentingnya kesiapan mental dan fisik dalam menghadapi tantangan.
  • Etika dalam Perang: Panglima menggarisbawahi bahwa meskipun mereka harus berperang dengan keberanian dan keteguhan, mereka juga harus mematuhi etika dan menghormati kemanusiaan. Ini termasuk perlakuan terhadap musuh yang menyerah, wanita, orang tua, dan anak-anak, serta melindungi harta benda dan tempat ibadah.

Simbolisme dan Imaji

  • Karang, Hutan, dan Tebing: Penggunaan imaji seperti "karang terjal," "tebing curam," dan "hutan belukar yang maha lebat" menggambarkan medan perang yang sulit dan berbahaya. Simbolisme ini menekankan betapa menantangnya situasi yang dihadapi dan perlunya keberanian dan ketahanan.
  • Semangat dan Kepemimpinan: Pidato yang disampaikan dengan suara yang membelah sepi melambangkan kekuatan kepemimpinan dan semangat juang. Panglima yang memotivasi pasukan dengan kata-katanya menunjukkan kekuatan kepemimpinan yang dapat menginspirasi dan memotivasi para prajurit untuk menghadapi pertempuran dengan tekad dan kebanggaan.

Etika dan Kemanusiaan dalam Perang

  • Penghormatan terhadap Kemanusiaan: Salah satu pesan paling kuat dari puisi ini adalah pentingnya menjaga etika dan kemanusiaan dalam perang. Panglima memperingatkan agar prajurit tidak bertindak dengan dendam atau kekejaman yang melampaui batas. Perlakuan terhadap tawanan, wanita, anak-anak, dan orang tua, serta perlindungan terhadap tempat ibadah dan fasilitas medis, menjadi fokus utama.
  • Keseimbangan antara Keberanian dan Kemanusiaan: Pesan ini mencerminkan prinsip bahwa meskipun perang sering kali diperlukan untuk membela tanah dan rakyat, tindakan dalam perang harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan etika. Ini adalah pengingat bahwa perang tidak hanya tentang kemenangan militer tetapi juga tentang menjaga integritas dan kehormatan.
Puisi "Pidato Menjelang Perang" karya M. Saribi Afn adalah karya yang menginspirasi dan mendalam. Dengan memadukan semangat juang dan kepemimpinan dengan kode etik kemanusiaan, puisi ini memberikan panduan tentang bagaimana menghadapi pertempuran dengan keberanian sambil tetap mempertahankan integritas moral. Melalui pidato panglima yang penuh semangat dan berisi pesan moral, puisi ini menekankan bahwa perang, meskipun brutal, harus dijalankan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan yang tinggi.

M. Saribi Afn
Puisi: Pidato Menjelang Perang
Karya: M. Saribi Afn

Biodata M. Saribi Afn:
  • Nama lengkap M. Saribi Afn adalah Mohammad Saribi Affandi.
  • M. Saribi Afn lahir di Ngawonggo, Klaten, pada tanggal 15 Desember 1936.
© Sepenuhnya. All rights reserved.