Puisi: Mataku dan Matahari (Karya Sugiarta Sriwibawa)

Puisi: Mataku dan Matahari Karya: Sugiarta Sriwibawa
Mataku dan Matahari


Luluh lesah kujilat peluh
Rekah lidah bangkit menggeliat
Urat-urat regang siang terpanggang
Bayang-bayang tersirap menyala terbakar

Telah kupanggul matahari, tanpa
Kunyana pembakaran bumi jelaga
Awan-awan tersapu, luka jari-jari
Hari terputus sumbu

Kakiku bergisir pingkur
Mengelupas jejak matahari
Merejam garis-garis langkahku
Memintas ubun-ubun dan cakrawala
Tercecah segala bayangan
Ah, masih kucoba meremas bara
Tantangan di langit mengutuk, lalu
Berhadap-hadapan mataku dengan matahari


Puisi: Mataku dan Matahari
Puisi: Mataku dan Matahari
Karya: Sugiarta Sriwibawa

Catatan:
  • Sugiarta Sriwibawa lahir di Surakarta, pada tanggal 31 Maret 1932.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Anak-Anak Tanpa NamaAnak-anak tanpa nama, anak-anak tak dikenal siapabercerita padaku, mengadu kepadakuayah-ayah mereka berangkat pagi-pagidan kemudian tiada pernah kembali.Hari-ha…
  • Selain Cahaya Matamu Saya tidak punya apa-apa lagi, selain cahaya matamu memandang pada nasibku. Nabi-nabi lahir dan disalib dalam riwayat hidup kita yang sudah …
  • Sisyphus Sisyphus mendorong batu ke puncak gunung dan batu kembali ke jurang menggelundung. Bolak-balik beribu tahun: beribu tahun kau mendaki dan tergelincir, ja…
  • Percakapan Dua Orang Ibu Sekuntum bunga liar, bapaknya angin lalu, kaupetik dengan durinya, dengan durinya Siapa mengusap lukamu nanti, darahmu nanti? (Kenangan…
  • Berulangkali Depan cermin dahsyat Sejarah, tak sehelai kain dapat menutup ketelanjangan kita Makanan bubuk segala pakaian kebesaran dan topeng sandiwara! Nam…
  • Soneta Merah Jambu Dua impian melayang di udara bersatu dan memberat, lalu jatuh di atas bumi, jatuh dan buyar di atas batu. Dua titik embun bergayut di kun…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.