Puisi: Dua Ekor Kupu-Kupu (Karya M. Saribi Afn)

Puisi "Dua Ekor Kupu-Kupu" mengungkapkan kritik tajam terhadap kondisi sosial dan ekonomi yang melanda masyarakat. Dengan menggunakan simbolisme ...
Dua Ekor Kupu-Kupu

Aku sedang mencangkul di kebun
tatkala itu Danu datang
Engkau sedang panen apa?
Kujawab,
Danu, singkong dan buah pisang
semalam dirampas orang
Ia mendekat dengan wajah ragu
bagai langit pagi itu
ditutup awan kelabu
Pucat dan muram
Engkau lama sembunyikan muka
Ia menggeleng.
Tidak! Aku selalu diburu kerja
kereta suka terlambat tiba.
Dua ekor kupu-kupu dena
melayang ke arah utara
dan angin menghempaskannya
Katanya,
Kriminalitas tambah mengganas
di tempat-tempat paling sibuk
di pusat Kota Jakarta
Aku menatapnya
Ia bungkam sementara
dan menyulut rokoknya
Katanya,
Perampok rela membunuh
cuma perkara seribu perak
dan seorang anak sekolah dasar
dari atap kereta dilempar
cuma ingin merampas dua ribu perak
Bukan itu saja,
Perkosaan anak-anak belita
bagai penyakit demam berdarah menjalar
di kota dan di desa
mungkin juga, akhlak mereka telah dicincang
sabu-sabu, ganja dan miras
Dan berjenis adegan porno di video
dan berjenis adegan ranjang di televisi
Ia bungkam sementara
matanya berkedip-kedip bagai
lilin diembus angin
Aku berkata,
Kriminalitas napas derita
sementara rakyat hidup sengsara
dihimpit diperas beratus-ratus bea
sengsara ada di mana-mana
di kota di desa
mencengkram rakyat kita.
Pengangguran terus berguguran
bagai daun-daun runtuh
ke bumi
Dua ekor kupu-kupu dena
terbang ke utara
dan angin kencang menghempaskannya
laksana rakyat dihempas badai derita.

11 Oktober 2003

Analisis Puisi:

Puisi "Dua Ekor Kupu-Kupu" karya M. Saribi Afn adalah karya yang kuat dalam menggambarkan kondisi sosial dan ekonomi yang menyedihkan serta perasaan keputusasaan yang melingkupi masyarakat. Melalui imaji yang mendalam dan simbolisme yang kuat, puisi ini mencerminkan dampak sosial dari kriminalitas dan ketidakadilan ekonomi.

Gambaran Situasi dan Karakter

  • Dialog dan Konteks Sosial: Puisi ini dimulai dengan narasi sederhana, di mana pembicara sedang mencangkul di kebun ketika seseorang bernama Danu datang. Dialog antara pembicara dan Danu menggambarkan situasi yang penuh kesulitan dan penderitaan. Danu, yang datang dengan wajah ragu dan muram, menunjukkan ketidakpastian dan keputusasaan yang dirasakannya. Hal ini digambarkan dengan metafora langit pagi yang tertutup awan kelabu, menunjukkan suasana hati yang suram dan tidak menentu.
  • Kehidupan dan Kriminalitas: Danu mengeluh tentang kehidupan yang penuh kesulitan, dengan mencatat bagaimana kriminalitas meningkat di Jakarta. Dia menggambarkan bagaimana perampokan, pembunuhan, dan kekerasan semakin merajalela, dengan tindak kejahatan yang sangat meresahkan, termasuk kasus perampokan dan perkosaan. Semua ini digambarkan dengan cara yang mencolok, menunjukkan betapa serius dan menyebarnya masalah ini dalam masyarakat.

Simbolisme dan Imaji

  • Kupu-Kupu dan Angin: Simbolisme kupu-kupu dalam puisi ini muncul sebagai elemen penting. "Dua ekor kupu-kupu dena melayang ke arah utara" menggambarkan sesuatu yang rapuh dan indah, namun juga mudah terhempas oleh angin kencang. Ini berfungsi sebagai metafora untuk nasib rakyat yang terhempas oleh kesulitan dan penderitaan sosial. Kupu-kupu, dengan keindahan dan kelemahannya, menjadi simbol ketidakstabilan dan kerentanan.
  • Kontras antara Harapan dan Realitas: Di sisi lain, penggunaan kupu-kupu yang terbang ke utara dan kemudian dihempaskan angin mencerminkan kontras antara harapan dan kenyataan pahit. Dalam puisi ini, kupu-kupu yang terhempas melambangkan bagaimana harapan dan impian sering kali hancur dihadapkan pada realitas yang keras.

Kritik Sosial dan Kesejahteraan Rakyat

Puisi "Dua Ekor Kupu-Kupu" mengungkapkan kritik tajam terhadap kondisi sosial dan ekonomi yang melanda masyarakat. Dengan menggunakan simbolisme kupu-kupu dan deskripsi yang mendetail tentang kekerasan serta kesulitan ekonomi, puisi ini menyampaikan pesan tentang keputusasaan dan penderitaan yang dialami oleh banyak orang.

M. Saribi Afn melalui puisi ini tidak hanya menyajikan gambaran mengenai kondisi sosial yang mengkhawatirkan, tetapi juga menekankan perlunya perhatian dan tindakan terhadap masalah-masalah tersebut. Puisi ini menjadi refleksi mendalam tentang bagaimana ketidakadilan sosial dan kriminalitas dapat merusak harapan dan kesejahteraan masyarakat, serta menyoroti ketidakstabilan yang mengancam kehidupan banyak orang.

M. Saribi Afn
Puisi: Dua Ekor Kupu-Kupu
Karya: M. Saribi Afn

Biodata M. Saribi Afn:
  • Nama lengkap M. Saribi Afn adalah Mohammad Saribi Affandi.
  • M. Saribi Afn lahir di Ngawonggo, Klaten, pada tanggal 15 Desember 1936.
© Sepenuhnya. All rights reserved.