Puisi: Abil dan Kabil (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Abil dan Kabil" karya Subagio Sastrowardoyo mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya hubungan persaudaraan, kesetiaan, dan ...
Abil dan Kabil

Tersesat di belantara
ia dikejar tanya:
Di mana Saudaramu?

Mengapa kaukucilkan dari dada
dan biarkan ia terkapar di pasir
Ia kawan paling setia
yang mengisi sunyimu dengan do'a

Nyawa yang mengembara
terus mencari saudaranya
yang dicekiknya dekat kuil

Sumber: Keroncong Motinggo (1975)

Analisis Puisi:

Puisi "Abil dan Kabil" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya sastra yang mengangkat tema tentang persaudaraan, kesetiaan, dan penyesalan. Dalam analisis ini, kita akan mengeksplorasi beberapa aspek penting dari puisi ini.

Konflik Persaudaraan: Puisi ini menggambarkan sebuah konflik dalam hubungan persaudaraan antara Abil dan Kabil. Abil, yang disesalkan dalam puisi, tampaknya telah mengucilkan saudaranya, Kabil, dari hatinya. Pertanyaan yang menghantui Abil, "Di mana Saudaramu?", menunjukkan bahwa hubungan mereka telah terganggu dan Kabil tidak lagi hadir dalam hidup Abil seperti yang dulu.

Kesetiaan dan Kesetiaan: Meskipun Abil tampaknya telah mengucilkan Kabil, puisi ini menekankan kesetiaan yang dimiliki Kabil terhadap saudaranya. Kabil digambarkan sebagai "kawan paling setia" yang terus mengisi kesunyian Abil dengan doa-doa. Ini menyoroti pentingnya kesetiaan dalam hubungan persaudaraan, bahkan ketika salah satu pihak mungkin telah melakukan kesalahan.

Penyesalan dan Pencarian: Abil, yang tersesat di belantara, dikejar oleh pertanyaan tentang keberadaan saudaranya. Penyesalannya terungkap dalam pengakuan bahwa ia telah mengucilkan Kabil dan membiarkannya terkapar di pasir. Namun, Abil terus mencari saudaranya, mencoba untuk mendamaikan kesalahannya dan menemukan kembali hubungan yang terputus.

Gambaran Spiritual: Puisi ini juga dapat diinterpretasikan secara lebih luas sebagai gambaran spiritual tentang pencarian jiwa manusia akan hubungan yang terputus dengan sesama dan pencarian akan perdamaian batin. Kabil, yang digambarkan sebagai pengisi kesunyian Abil dengan doa-doa, mewakili kehadiran spiritual yang membimbing Abil dalam pencarian dan penyesalannya.

Puisi "Abil dan Kabil" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah refleksi yang mendalam tentang persaudaraan, kesetiaan, dan penyesalan. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang menggugah, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya hubungan persaudaraan, kesetiaan, dan pencarian perdamaian dan rekonsiliasi.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Abil dan Kabil
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.