Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Selamat Pagi (Karya Surachman R.M.)

Puisi: Selamat Pagi Karya: Surachman R.M.
Selamat Pagi


Dan berpapasanlah daku
dengan matahari
begitu lolos dari
taman cendawan ungu.
Malampun bergegas
betapa singkatnya tanpa bekas
atau jelaga di kaca.
Hanya sebutir bintang
di bawah kita pudar
dan sebentar
kan jua menghilang.
Kemudian serentetan
topan, kecil tetapi
jahil, mengusik kuduk dan hati.
Seorang kawan-dudukku
merenung dekat jendela.
Lalu ia tersenyum lesi
dan melirik: "Selamat Pagi!"

Sebelum sekerat roti
sebelum sereguk kopi
maka pada tanggal itu
kususun surat ini
di atas maha lautan:
Isteriku,
telah tercium aroma
asing sebuah benua.
Telah terdengar bisikan
aneh buat seorang kelana.
Tak kuminta kau
seperti Sinta. Hanya Tuhan
dan keselamatan
kiranya tidak berpaling
darimu. Dan matahari
tahun depan 'kan kupacu
Di sini.


Tokyo - San Francisco, 13 Agustus 1969

Sumber: Horison (Agustus, 1972)

Analisis Puisi:
Puisi "Selamat Pagi" karya Surachman R.M. menggambarkan momen awal hari dengan sentuhan keindahan dan refleksi yang mendalam.

Kontemplasi Alam dan Waktu: Puisi ini dimulai dengan deskripsi alam, terutama matahari, yang merupakan simbol waktu dan kehidupan. Penggambaran matahari sebagai sesuatu yang lolos dari "taman cendawan ungu" menciptakan citra keindahan dan kemurnian alam.

Singkatnya Waktu: Penggunaan kata-kata seperti "begitu singkatnya tanpa bekas" dan "sebentar kan jua menghilang" menekankan sifat singkat dan cepatnya perjalanan waktu. Ini menciptakan rasa urgensi untuk menghargai setiap momen.

Metafora Bintang Pudar: Metafora "sebutir bintang di bawah kita pudar" menggambarkan kerentanan dan keterbatasan manusia di tengah kebesaran alam. Puisi ini memberikan pandangan melankolis tentang kehidupan yang sementara.

Topan sebagai Gangguan Kecil: Penggambaran serentetan topan sebagai "kecil tetapi jahil" memberikan nuansa humor dan memberikan perbandingan antara kecilnya masalah sehari-hari dengan besarnya alam semesta.

Dialog dan Interaksi Sosial: Kehadiran "seorang kawan-dudukku" yang merenung dan tersenyum melibatkan elemen interaksi sosial. Dialog "Selamat Pagi!" menciptakan atmosfer kehangatan dan kebersamaan di dalam puisi.

Surat untuk Isteri: Pergeseran fokus dari pemandangan alam ke surat untuk isteri menambah kedalaman emosional. Surat tersebut mengungkapkan rasa cinta dan kerinduan seseorang yang berpisah dengan orang yang dicintai.

Perbandingan dengan Sinta dan Keselamatan:
Puisi mengeksplorasi tema cinta dengan merujuk pada kisah Sinta, tetapi dengan catatan yang berbeda. Penyebutan keselamatan menciptakan dimensi spiritual dan ketakwaan.

Pencarian yang Terus-menerus: Kata-kata "telah tercium aroma asing sebuah benua" dan "telah terdengar bisikan aneh buat seorang kelana" menciptakan nuansa pencarian dan eksplorasi yang tak berujung dalam kehidupan.

Puisi "Selamat Pagi" bukan hanya merayakan keindahan alam dan momen-momen sederhana, tetapi juga menciptakan pemahaman yang mendalam tentang sifat singkatnya waktu dan keabadian cinta. Surachman R.M. berhasil menyampaikan pesan filosofis dan emosional melalui keindahan kata-kata dan gambaran yang dibuatnya.

Surachman R.M.
Puisi: Selamat Pagi
Karya: Surachman R.M.

Biodata Surachman R.M.:
  • Surachman R.M. lahir pada tanggal 13 September 1936 di Garut, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.