Puisi: Perkutut (Karya Sugiarta Sriwibawa)

Puisi "Perkutut" karya Sugiarta Sriwibawa mengajarkan kita untuk menghargai keindahan dalam hal-hal kecil dan menemukan kebahagiaan dalam momen ...
Perkutut

Sedan tangis yang turun ke hati
Ada burung perkutut bersuara suatu pagi
Terdengarkah itu dari sangkar tergantung —
Aku pernah dengar kakek bercerita

Nenek menyambung antara batuk
Wasiat hampir janda
Itu perkutut yang nyaring mengisi pagi
Bahagia dalam tangis yang ditunggu

Aku bocah dulu dan merujit di punggung kakek
Dilipur di bawah sangkar sendiri
O, diamlah menangis, bagusku
Diamlah menangis, lihat matahari muda
Alam cerah akan dinyanyikan perkutut
Sepanjang cahaya sepanjang waktu
Mesra dalam kesepian bening

Aku diam, sedan kecil penghabisan
Matahari memang cerah
Perkutut kembali bersuara
Lebih nyaring lebih bening.

Analisis Puisi:

Puisi "Perkutut" karya Sugiarta Sriwibawa adalah ekspresi sastra yang menggambarkan pengalaman pribadi seorang penulis yang merenungi suara perkutut di pagi hari.

Tema Puisi Perkutut: Tema utama puisi ini adalah keindahan dan kesederhanaan alam serta kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Suara perkutut yang mengisi pagi menjadi simbol kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari yang kadang-kadang terlupakan.

Gaya Bahasa dan Imaji: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana dan imaji yang kuat. Suara perkutut yang "bersuara suatu pagi" memberikan gambaran tentang alam yang tenang dan damai. Bahasa yang digunakan menggambarkan suara perkutut yang nyaring dan bersahut-sahutan, menciptakan suasana riang dan penuh harapan.

Makna Mendalam: Puisi ini menciptakan gambaran tentang pengalaman penulis sebagai seorang anak kecil yang mendengar suara perkutut bersuara di pagi hari. Suara perkutut diinterpretasikan sebagai simbol kebahagiaan dalam kehidupan sederhana. Meskipun pengalaman ini mungkin sederhana, ia menandakan kebahagiaan yang dapat ditemukan dalam hal-hal yang kecil dan terkadang terlupakan dalam kesibukan hidup sehari-hari.

Kesederhanaan dan Kebahagiaan: Puisi "Perkutut" mengingatkan kita untuk menghargai keindahan alam dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Suara perkutut yang bersahut-sahutan pada pagi hari memberikan perasaan kedamaian dan kegembiraan. Puisi ini mengajarkan kita untuk tidak melewatkan momen-momen kecil yang dapat membawa kebahagiaan dalam hidup kita.

Puisi "Perkutut" karya Sugiarta Sriwibawa adalah ungkapan penghargaan terhadap keindahan alam dan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Suara perkutut di pagi hari menjadi simbol kebahagiaan dalam hidup yang penuh dengan kesibukan. Puisi ini mengajarkan kita untuk menghargai keindahan dalam hal-hal kecil dan menemukan kebahagiaan dalam momen-momen sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi
Puisi: Perkutut
Karya: Sugiarta Sriwibawa

Biodata Sugiarta Sriwibawa:
  • Sugiarta Sriwibawa lahir di Surakarta, pada tanggal 31 Maret 1932.
© Sepenuhnya. All rights reserved.