7-12-1970
Sumber: Horison (Desember, 1971)
Analisis Puisi:
Puisi "Pejuang" karya Bahrum Rangkuti menggambarkan semangat perjuangan, keberanian, dan kegigihan seorang pejuang dalam meniti perjalanan hidupnya.
Semangat Pejuangan: Puisi ini langsung dibuka dengan panggilan untuk menjadi pejuang, ditandai dengan ungkapan "Jadilah pejuang, Qomaruz Zaman." Ini menciptakan atmosfer semangat dan keberanian untuk menghadapi tantangan hidup.
Solidaritas dan Kawan-Kawan: Dalam baris "bersama kawan-kawanmu se-Angkatan," penulis menyuarakan nilai solidaritas dan dukungan bersama, menekankan pentingnya bersatu untuk mencapai tujuan bersama.
Tekad yang Kuat: Meskipun penulis menyiratkan bahwa perjalanan pejuangan tidak selalu mudah dengan ungkapan "Meski serasa 'kan patah tulang," tekad yang kuat untuk tetap melangkah maju dan mengejar tujuan terlihat melalui baris "tatap tujuan."
Pemahaman Agama dan Tujuan Ilahi: Terdapat elemen agama yang kuat dengan pembicaraan tentang jihad di jalan Tuhan, "agar tahu kedalaman laut Wahyu dan irfan Ilahi." Puisi ini mencerminkan perjuangan spiritual dan pencarian makna hidup yang lebih dalam.
Optimisme dan Keridhaan Ilahi: Meskipun penulis menyebutkan adanya rintangan dan halangan, terdapat keyakinan bahwa "Malaikat membuka jalan lapang" dan bahwa dengan menjalani perjuangan tersebut, akan tercapai "keridhaan Ilahi."
Referensi Sejarah dan Agama: Puisi ini mengandalkan referensi sejarah dan agama, seperti panggilan Ath-Thariq dan perbandingan dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW. Ini memberikan dimensi historis dan religius yang dalam pada puisi.
Puisi "Pejuang" merangkai kata-kata dengan penuh semangat, mengajak pembaca untuk menapaki perjalanan hidup dengan keberanian dan tekad yang kuat. Dengan sentuhan religius dan referensi sejarah, puisi ini menggambarkan perjuangan sebagai bagian integral dari pencarian makna dan keridhaan Ilahi.