Puisi: Pasar Malam (Karya Kirdjomuljo)

Puisi "Pasar Malam" karya Kirdjomuljo menggambarkan perjalanan emosional di tengah keramaian yang penuh warna. Melalui simbolisme dan deskripsi ...
Pasar Malam

Sejenak diriku berpecah
melekat di tebaran lampu
ingin menggapai sekelumit girang
dalam pecahan warna
yang langsung bicara, bicara

Tapi tak ada bisa kucapai
masih pula diriku didesak rindu
rindu wajah rindu gelak
yang pernah ditemukan

Tak ada arti segenap penjuru
langsung memancar
langsung menghilang
ingin selekasnya melempar diri
ke alam jauh, jauh

Hilang diri dari dalam derai
membungkam dalam nyanyi
membeku dalam sadar
tak mengerti, kenapa

Seharusnya banyak bisa dikatakan
pecahan lampu dan hati
pergulatan diri dalam ujud
perlawanan hati dalam bentuk
berhambur mencari penyelesaian

Satu langsung bunuh diri
membuat permainan di atas permainan
satu langsung bunuh arti
mencapai penyelesaian dalam kelakar

Banyak bisa dikatakan
gerak kegirangan lonjak anak
langsung menerima dan tertawa
berderak mengikuti irama gendang
yang membenam segenap peristiwa

Tapi makin bertebar hati
makin mendesak rindu
ingin dibunuhnya semua itu
segenap jerit dan gelak

Tapi masih bisa sadar
ia tak bersendiri di tanah getar
ditariknya kembali diri
mencari rindu yang pernah diketemukan
mencari gelak yang jernih
yang pernah dirabanya

Dan itu hampir jauh malam

Sumber: Romansa Perjalanan (1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Pasar Malam" karya Kirdjomuljo menawarkan gambaran mendalam tentang pengalaman emosional dan refleksi pribadi di tengah keramaian pasar malam. Dengan bahasa yang penuh warna dan metafora yang kuat, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti kerinduan, kebingungan, dan pencarian makna dalam suasana yang penuh hiruk-pikuk.

Struktur dan Tema

Puisi ini dibuka dengan deskripsi visual yang kuat: "Sejenak diriku berpecah / melekat di tebaran lampu." Ini menggambarkan bagaimana penulis merasa terpecah dalam suasana pasar malam yang berwarna-warni. Ada keinginan untuk merasakan kebahagiaan dalam keramaian tersebut, namun di saat bersamaan, penulis merasa terasing dan penuh kerinduan.

Kerinduan dan Keterasingan

Perasaan kerinduan adalah tema sentral dalam puisi ini. Penulis merasakan "rindu wajah rindu gelak" yang mengindikasikan sebuah pencarian untuk menemukan kembali momen-momen kebahagiaan dan kehangatan yang telah berlalu. Kerinduan ini membuat penulis merasa tertekan dan ingin melarikan diri dari suasana saat ini.

Kesadaran dan Kebingungan

Pengalaman pasar malam, dengan semua "pecahan warna" dan "derai," menggambarkan keramaian yang membuat penulis merasa bingung dan terasing. Frasa "Hilang diri dari dalam derai" menunjukkan upaya penulis untuk menghindari keramaian dan menemukan kedamaian dalam diri sendiri. Namun, penulis masih merasa bingung dan tidak mengerti mengapa perasaan tersebut muncul.

Eksplorasi Simbolisme

  • Pecahan Lampu dan Warna: "Pecahan lampu" dan "pecahan warna" adalah simbol yang kuat dalam puisi ini. Lampu yang berkilauan menggambarkan suasana yang penuh dengan stimulus visual yang menarik tetapi juga dapat membingungkan. Warna-warna yang bertebaran menciptakan efek visual yang dapat merangsang berbagai perasaan dan emosi, dari kegembiraan hingga kebingungan.
  • Permainan dan Bunuh Diri: Penggunaan istilah "bunuh diri" dalam konteks puisi ini bisa diartikan sebagai simbol untuk menghapuskan atau melawan aspek-aspek tertentu dari pengalaman. "Membuat permainan di atas permainan" dan "membunuh arti" mencerminkan bagaimana penulis merasa terjebak dalam permainan kehidupan dan mencari cara untuk melarikan diri dari situasi yang membingungkan.
  • Gerak Kegirangan dan Irama Gendang: "Gerak kegirangan lonjak anak" dan "irama gendang" menggambarkan suasana pasar malam yang penuh energi dan vitalitas. Namun, meskipun ada kegembiraan yang ditampilkan, penulis merasa sulit untuk benar-benar terhubung dengan perasaan tersebut.
  • Pencarian Makna: Penulis mencatat bahwa "Satu langsung bunuh diri" dan "Satu langsung bunuh arti," yang menunjukkan perjuangan untuk menemukan makna dan mengatasi kebingungan di tengah suasana yang ramai. Ada rasa perjuangan dalam mencari pemahaman dan kedamaian di tengah kekacauan.

Refleksi dan Kesadaran

Di akhir puisi, penulis menyadari bahwa mereka tidak sendirian dalam pengalaman ini dan mulai mencari kembali "rindu yang pernah diketemukan" dan "gelak yang jernih." Ini menunjukkan bahwa meskipun penulis merasa terasing, mereka masih memiliki harapan untuk menemukan kembali makna dan kebahagiaan di masa lalu.

Puisi "Pasar Malam" karya Kirdjomuljo menggambarkan perjalanan emosional di tengah keramaian yang penuh warna. Melalui simbolisme dan deskripsi yang kuat, puisi ini mengeksplorasi tema-tema kerinduan, kebingungan, dan pencarian makna. Penulis menyampaikan perasaan terasing dan kebingungan yang muncul di tengah suasana yang ramai, sambil tetap berharap untuk menemukan kembali makna dan kebahagiaan. Dengan gaya penulisan yang reflektif dan penuh warna, puisi ini menawarkan pembaca sebuah pengalaman emosional yang mendalam dan introspektif.

Kirdjomuljo
Puisi: Pasar Malam
Karya: Kirdjomuljo
Biodata Kirdjomuljo:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
  • Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
  • Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
  • Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Di Batas Yogya Kenangan demi kenangan memimpin langkahku Angin kurasa menyertai di sisiku Tetapi aku tetap termangu Berdiri di antara dua prasangka Jauh di ma…
  • Di Bayang Mata Pak DirmanSaat kutatap adamu di masa silamKulihat adamu di masa datang dan lebih menyalaMeyakinkan generasikuHarus menyelesaikan yang telah dimulaiKutemukan di bayan…
  • Duka Di ujung malam orang hendak melupakan duka Ke mana duka akan terlempar datangnya serupa hari serupa ada serupa tak ada Sumber: Romansa Perjalan…
  • Hari Kemerdekaan Akhirnya tak terlawan olehku Tumpah di mataku, di mata sahabat-sahabatku ke hati kita semua Bendera-bendera dan bendera-bendera Bendera kebangs…
  • Perjuangan Yang terjauh ia hanya minta kepadamu Kepadamu, kepada semua perjuangannya Semua hal yang sementara Yang terpahit ia hanya minta kepadamu Kepadaku kep…
  • Tanah Air Siapa hendak kusebutnya Kini jelas berlinang di mata puisiku Kenyataan dan impiannya menatapku Betapa indahnya, betapa jelita Siapa hendak kusebutnya …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.