Puisi: Nelayan Sangihe (Karya J. E. Tatengkeng)

Puisi "Nelayan Sangihe" karya J. E. Tatengkeng menggambarkan suasana malam di laut dan perasaan seorang nelayan.
Nelayan Sangihe

Dilengkungi langit berhias bintang,
Caya bulan di ombak menitik,
Embun berdikit turun merintik,
Engkau menantikan ikan datang.

Mengapa termenung,
Apatah direnung?
Mengapa lagumu tersayup-sayup,
Mengapa mata sesekali kaututup?
Ah, mengapa termenung
Mengapa kaupandang ke kaki gunung?

O, kumengerti,
Kulihat di sana setitik api!
Itukah menarik matamu ke tepi,
Mengharu hati?

O, kulihat tali,
Yang tak terpandang oleh mata,
Menghubung hati,
Kalbu nelayan di laut bercinta ...

Sumber: Rindu Dendam (1934)

Analisis Puisi:

Puisi "Nelayan Sangihe" karya J. E. Tatengkeng adalah sebuah karya yang meromantisasi kehidupan nelayan di Sangihe, sebuah kepulauan di Indonesia. Puisi ini menggambarkan suasana malam di laut dan perasaan seorang nelayan.

Deskripsi Alam: Puisi ini dimulai dengan deskripsi alam yang indah, termasuk langit bintang, cahaya bulan, embun yang jatuh, dan lautan yang menanti ikan. Ini menciptakan gambaran pemandangan malam yang tenang dan indah.

Penggambaran Nelayan: Penyair menyajikan gambaran nelayan yang sedang bekerja di laut. Mereka sedang menantikan ikan untuk datang. Penggambaran ini menghadirkan citra kerja keras nelayan yang mengandalkan laut sebagai sumber kehidupan mereka.

Pertanyaan dan Refleksi: Dalam puisi ini, ada sejumlah pertanyaan yang diajukan, seperti "Mengapa termenung, Apatah direnung?" Ini menciptakan nuansa reflektif dan mengundang pembaca untuk memikirkan perasaan dan pemikiran nelayan tersebut.

Pertanyaan Filosofis: Ada pertanyaan filosofis yang diajukan dalam puisi ini, seperti "Mengapa kaupandang ke kaki gunung?" Ini bisa diartikan sebagai penyair yang merenungkan makna kehidupan dan keberadaan manusia dalam alam semesta.

Romantisasi: Puisi ini meromantisasi kehidupan nelayan dengan menggambarkan perasaan mereka, seperti melihat api di tepi laut dan tali yang menghubungkan hati nelayan. Ini menciptakan suasana romantis dalam puisi.

Puisi "Nelayan Sangihe" adalah sebuah karya yang menggambarkan kehidupan nelayan dengan sentuhan romantis. Puisi ini menghadirkan gambaran alam malam yang indah dan menunjukkan perasaan dan pemikiran nelayan yang bekerja di laut. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam puisi ini, penyair mengundang pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan hubungan manusia dengan alam.

Puisi J. E. Tatengkeng
Puisi: Nelayan Sangihe
Karya: J. E. Tatengkeng

Biodata J. E. Tatengkeng:
  • J. E. Tatengkeng (Jan Engelbert Tatengkeng) adalah salah satu penyair Angkatan Pujangga Baru. Nama panggilan sehari-harinya adalah Om Jan.
  • J. E. Tatengkeng lahir di Kolongan, Sangihe, Sulawesi Utara, 19 Oktober 1907.
  • J. E. Tatengkeng meninggal dunia di Makassar, 6 Maret 1968 (pada umur 60 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.