Analisis Puisi:
Puisi "Mengenang Hamzah Fansuri" karya Bambang Widiatmoko adalah sebuah refleksi yang mendalam terhadap karya Hamzah Fansuri, seorang penyair sufi Melayu yang karyanya penuh dengan simbolisme dan makna yang mendalam.
Penyair Sufi Melayu Hamzah Fansuri: Puisi ini dimulai perjalanan introspektifnya dengan mengingat Hamzah Fansuri, seorang penyair sufi Melayu yang terkenal. Hamzah Fansuri dikenal karena karyanya yang penuh dengan kebijaksanaan spiritual dan simbolisme yang mendalam.
Menggali Makna Simbolik: Penyair mencoba menangkap dan menggali makna simbolik yang terkandung dalam karya Hamzah Fansuri. Simbolisme yang digunakan oleh Hamzah Fansuri seringkali menggambarkan kebijaksanaan mistis dan pemahaman akan hakikat alam semesta.
Referensi kepada Iraqi dan Sangkan Paraning Dumadi: Puisi ini juga merujuk pada kata-kata Iraqi, yang menyoroti konsep bahwa laut sebenarnya adalah sumber dari segala ombak. Referensi ini kemudian mengingatkan penyair akan konsep Sangkan Paraning Dumadi, yang merupakan keyakinan Jawa tentang hakekat kehidupan dan alam semesta.
Cahaya sebagai Pusat Kehidupan: Puisi ini menyoroti pengertian Hamzah Fansuri tentang cahaya, di mana ia memahami matahari sebagai cermin yang memancarkan Nur Muhammad (Cahaya Muhammad) ke seluruh alam semesta. Matahari menjadi simbol pusat cahaya dan kehidupan, serta metafora bagi cahaya yang menerangi hati manusia.
Penyair Pencari Cahaya: Akhirnya, puisi ini menggambarkan Hamzah Fansuri sebagai seorang penyair pencari cahaya di balik makna kata-kata. Dia bukan hanya seorang penyair, tetapi juga seorang pencari kebenaran dan pencerahan spiritual.
Dengan demikian, puisi "Mengenang Hamzah Fansuri" karya Bambang Widiatmoko adalah sebuah refleksi yang menghormati dan mengapresiasi warisan intelektual dan spiritual dari seorang penyair sufi besar, serta sebuah usaha untuk memahami dan menggali makna yang terkandung dalam karyanya.