Puisi: Kita Sudah Beribu Kali Bicara (Karya Apip Mustopa)

Puisi "Kita Sudah Beribu Kali Bicara" membangkitkan kesadaran sosial dan menantang pembaca untuk melampaui kata-kata dan beralih ke tindakan.
Kita Sudah Beribu Kali Bicara

kita sudah beribu kali bicara soal gelandangan
dan mereka tetap berkeliaran

kita sudah beribu kali bicara soal kekurangan pangan
dan kelaparan tetap saja mengancam

kita sudah beribu kali bicara soal sekolah
dan tiap-tiap tahun anak-anak gelisah

kita sudah beribu kali bicara soal tenaga kerja
dan pengangguran tetap saja merajalela

kita sudah beribu kali bicara soal korupsi
penyeludupan dan manipulasi
dan segalanya datang silih berganti

kita sudah beribu kali bicara beribu soal
dan tak pernah ada yang selesai

Sumber: Budaya Jaya (Maret, 1977)

Analisis Puisi:
Puisi "Kita Sudah Beribu Kali Bicara" karya Apip Mustopa menyajikan sorotan terhadap realitas sosial yang terus-menerus diomongkan tetapi tampaknya sulit untuk diatasi. Puisi ini menggambarkan ketidaksetaraan, kesulitan, dan ketidakadilan yang masih eksis meskipun telah menjadi topik pembicaraan berulang kali.

Panggilan untuk Tindakan: Puisi ini menciptakan panggilan yang kuat untuk tindakan. Dengan merinci berbagai isu sosial, penyair menekankan bahwa pembicaraan tanpa tindakan hanya akan menghasilkan sedikit perubahan. Puisi ini mendorong pembaca untuk bergerak dari kata-kata ke tindakan nyata untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat.

Citra Realitas Sosial: Penyair secara jelas dan lugas mengekspos berbagai permasalahan sosial seperti gelandangan, kelaparan, pendidikan, dan pengangguran. Ini menciptakan citra realitas sosial yang menghantui dan menunjukkan bahwa masalah-masalah ini tidak hanya terjadi di suatu tempat, tetapi di banyak lapisan masyarakat.

Siklus Tidak Berujung: Dengan penggunaan frase "kita sudah beribu kali bicara," penyair menyoroti siklus yang tampaknya tidak pernah berakhir. Meskipun masalah-masalah ini terus diangkat, solusi konkret yang membawa perubahan masih sulit dicapai. Ini menciptakan rasa frustrasi dan keputusasaan yang mungkin dirasakan oleh banyak orang.

Kelesuan dalam Pemikiran: Puisi ini menggambarkan kelesuan dalam pemikiran dan tindakan. Meskipun sudah ada pembicaraan yang meluas, perubahan substansial belum terjadi. Mungkin penyair ingin menunjukkan perlunya mengubah sikap dan tindakan agar perubahan positif dapat terjadi.

Penggunaan Repetisi: Penggunaan repetisi dalam baris "kita sudah beribu kali bicara" memberikan tekanan pada keputusasaan dan kelesuan. Hal ini juga menguatkan ide bahwa walaupun pembicaraan terus-menerus terjadi, tantangan sosial tersebut tetap sulit diatasi.

Pertanyaan Filosofis: Puisi ini juga bisa dianggap sebagai pertanyaan filosofis tentang sejauh mana kita, sebagai masyarakat, bersedia untuk bertindak untuk mengatasi ketidakadilan sosial. Apakah kita puas hanya dengan bicara, atau apakah kita benar-benar berkomitmen untuk mencapai perubahan positif?

Puisi "Kita Sudah Beribu Kali Bicara" adalah sebuah puisi yang membangkitkan kesadaran sosial dan menantang pembaca untuk melampaui kata-kata dan beralih ke tindakan. Dengan memberikan gambaran jelas tentang ketidaksetaraan dan ketidakadilan, puisi ini berfungsi sebagai panggilan untuk perubahan yang lebih baik dalam masyarakat.

Puisi
Puisi: Kita Sudah Beribu Kali Bicara
Karya: Apip Mustopa
    Biodata Apip Mustopa:
    • H. Apip Mustopa lahir di Limbangan, Garut, 23 April 1938.
    © Sepenuhnya. All rights reserved.