Puisi: Kisah Zaman (Karya Anas Ma'ruf)

Puisi "Kisah Zaman" karya Anas Ma'ruf mengajak kita untuk merenungkan perjalanan waktu, kehidupan, dan pencarian makna yang tersembunyi di balik ...
Kisah Zaman

Desir desau air mengalir
        ke pantai mara
        tujuan nyata
Dari udik sampai ke hilir
        penuh rahasia
        sejak semula

Risik risau ombak memecah
        di pantai landai
        buih berdecai
Entah ombak sedang beramdah
        mencurah rasa
        peraman dada.

Alangkah bahagia o, Tuhan
        jika ku mahir
        bahasa air
Hendak kudengar kisah zaman
        di bibir pantai
        di tepi sungai

Sumber: Kebudayaan Timur (1943)

Analisis Puisi:

Puisi "Kisah Zaman" karya Anas Ma'ruf mengajak pembaca untuk merenungkan waktu, perjalanan hidup, dan keinginan untuk memahami makna di balik setiap peristiwa yang terjadi, melalui gambaran alam yang penuh simbolisme. Dengan menggunakan elemen-elemen alam seperti air, ombak, dan pantai, puisi ini mengeksplorasi tema perubahan waktu, rahasia kehidupan, dan pencarian makna melalui "bahasa air".

Simbolisme Air dan Perjalanan Hidup

Puisi ini dimulai dengan penggambaran air yang mengalir menuju pantai: "Desir desau air mengalir / ke pantai mara / tujuan nyata". Air yang mengalir adalah simbol perjalanan hidup yang terus berlanjut, menuju tempat yang pasti, meskipun penuh dengan liku-liku dan tantangan. Kata-kata "desir desau" menciptakan nuansa suara alam yang lembut, mengingatkan kita pada aliran kehidupan yang berjalan pelan tapi pasti. Proses aliran air yang tidak terhenti ini mencerminkan waktu yang terus berjalan tanpa henti, tak terpengaruh oleh peristiwa atau keadaan.

Selanjutnya, frase "tujuan nyata" bisa dipahami sebagai arah hidup yang jelas atau pencapaian yang ingin dicapai, meskipun perjalanan itu penuh dengan rahasia. Dalam hal ini, "tujuan nyata" mungkin merujuk pada pencarian makna hidup atau pencerahan yang ingin ditemukan, meskipun tidak semuanya bisa terungkap dengan mudah. Tentu saja, perjalanan hidup tidak selalu mudah, dan selalu ada aspek-aspek yang tersembunyi atau tidak terjangkau sepenuhnya oleh pemahaman manusia.

Rahasia Alam dan Perubahan Zaman

Kata-kata "Dari udik sampai ke hilir / penuh rahasia / sejak semula" menggambarkan bagaimana perjalanan air—dan dengan itu kehidupan—dimulai dari sumber yang tidak terlihat jelas (udik) dan mengalir sampai ke tempat yang lebih luas atau terbuka (hilir). Kehidupan dimulai dengan misteri yang penuh rahasia dan berjalan menuju sesuatu yang lebih besar dan lebih terbuka, meskipun rahasia itu tetap ada sepanjang perjalanan.

Frase "penuh rahasia / sejak semula" menggambarkan bagaimana sejarah atau asal-usul kehidupan memiliki banyak hal yang belum terungkap. Rahasia ini adalah bagian dari perjalanan waktu yang terus berjalan dan mengubah segala hal, bahkan saat air terus mengalir tanpa henti menuju laut.

Kehidupan dan Perasaan Manusia melalui Ombak

Di bagian selanjutnya, "Risik risau ombak memecah / di pantai landai / buih berdecai", puisi ini menggambarkan perasaan yang tercermin dari fenomena alam. Ombak yang memecah di pantai adalah simbol dari perasaan yang datang dan pergi, terkadang penuh kecemasan dan kebingungan ("risik risau") yang seolah-olah memecah ketenangan. Ombak juga bisa diartikan sebagai perasaan manusia yang bergelora, penuh keraguan, atau bahkan penderitaan.

Buih yang terbentuk setelah ombak pecah adalah gambaran dari sesuatu yang tampak sekejap dan sementara, melambangkan perasaan atau peristiwa yang datang dan kemudian menghilang. Proses ombak yang datang dan pergi ini memberi gambaran tentang fluktuasi kehidupan—di mana perasaan kita terkadang bergelora dan tidak menentu, namun akhirnya semuanya akan berlalu.

Pencarian Makna melalui "Bahasa Air"

Salah satu bagian yang paling menarik dari puisi ini adalah keinginan penyair untuk menguasai "bahasa air": "Alangkah bahagia o, Tuhan / jika ku mahir / bahasa air". Penggunaan "bahasa air" di sini sangat simbolis. Air, yang mengalir, membawa banyak makna dan rahasia yang tak terungkap. Penyair berharap untuk bisa memahami dan mendengar "kisah zaman" yang tersembunyi di balik alam dan kehidupan.

Pencarian makna hidup dan sejarah zaman, melalui simbol air, menunjukkan keinginan manusia untuk mengerti lebih dalam tentang asal-usul kehidupan dan perjalanan waktu. Dengan menjadi mahir dalam "bahasa air", penyair berharap dapat memahami lebih banyak tentang apa yang terjadi di dunia ini dan mendengarkan "kisah zaman" yang selama ini terpendam.

Puisi "Kisah Zaman" karya Anas Ma'ruf mengajak kita untuk merenungkan perjalanan waktu, kehidupan, dan pencarian makna yang tersembunyi di balik alam dan perasaan manusia. Melalui penggunaan simbolisme yang kaya seperti air, ombak, pantai, dan rahasia alam, puisi ini menggambarkan kehidupan sebagai perjalanan yang penuh misteri dan perubahan.

"Bahasa air" yang ditekankan dalam puisi ini menunjukkan pentingnya untuk mendalami dan memahami siklus alami serta kehidupan yang mengalir tanpa henti. Dalam pencarian makna zaman, kita diingatkan bahwa kehidupan memiliki banyak rahasia yang tak bisa langsung kita pahami, namun selalu ada ruang untuk bertanya dan mencari lebih dalam. Puisi ini mengungkapkan bahwa meskipun kita mungkin tidak bisa memahami semua rahasia alam, kita tetap dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam pencarian itu sendiri.

Puisi: Kisah Zaman
Puisi: Kisah Zaman
Karya: Anas Ma'ruf

Biodata Anas Ma'ruf:
  • Anas Ma'ruf lahir di Bukittinggi 27 Oktober 1922.
  • Anas Ma'ruf meninggal dunia di Jakarta pada 24 Agustus 1980.
© Sepenuhnya. All rights reserved.