Sumber: Indonesia (No. 2/I, 1949)
Analisis Puisi:
Puisi "Kepergian Sekali" karya Siti Nuraini menghadirkan pembaca ke dalam suasana kesunyian dan kegelapan, merangkai narasi kehilangan dan kenangan. Melalui penggambaran malam yang berubah menjadi ketenangan doa, puisi ini menggambarkan perasaan kesepian dan perjalanan hidup yang penuh misteri.
Tema dan Motif: Tema utama dalam puisi ini adalah kepergian, kesepian, dan kegelapan. Motif malam yang berpaling menjadi ketenangan doa menciptakan gambaran suasana yang hening dan merenung. Kegelapan menjadi metafora bagi ketidakpastian dan kehilangan.
Bahasa dan Gaya Bahasa: Bahasa yang digunakan terasa sederhana namun sarat dengan emosi. Pemilihan kata-kata seperti "lampu samar senja," "rumah-rumah di sekeliling," dan "mata-mata bayi telah lama tertutup" membentuk gambaran kesunyian dan perpisahan. Gaya bahasa yang muncul memberikan nuansa melankolis yang mendalam.
Struktur dan Ritme: Struktur puisi ini terdiri dari beberapa bait dengan panjang yang beragam, menciptakan alur yang mengalir seperti malam yang berganti menjadi ketenangan doa. Ritme yang dihasilkan menciptakan atmosfer hening dan mengundang pembaca untuk meresapi setiap baris.
Imaji dan Metafora: Imaji malam yang berpaling menjadi ketenangan doa menciptakan citra kepergian dan kehilangan. Metafora kegelapan di luar jendela menampakkan raut muka keasingan merujuk pada perasaan kesunyian dan keterasingan di tengah malam.
Kesan dan Makna: Puisi ini meninggalkan kesan kesepian, kehilangan, dan kegelapan yang melingkupi kehidupan manusia. Kepergian dan malam yang berubah menjadi doa menciptakan suasana reflektif tentang arti hidup dan kenangan yang terlupakan.
Puisi "Kepergian Sekali" karya Siti Nuraini adalah puisi yang merangkai kata-kata dengan penuh makna, menciptakan suasana yang meresap ke dalam perasaan pembaca. Dengan penggambaran kegelapan dan malam yang berpaling menjadi doa, puisi ini mengajak kita merenung tentang kehidupan, kehilangan, dan harapan di tengah ketidakpastian. Puisi ini memberikan ruang untuk meresapi keheningan dan mengeksplorasi makna di balik setiap kepergian yang mengguratkan kegelapan.