Analisis Puisi:
Puisi epik "Ibu, Dunia Kita Jadi Abu!" karya Yudhistira A.N.M. Massardi adalah sebuah karya sastra yang sarat dengan makna dan menyentuh dimensi kehidupan yang mendalam. Puisi ini terdiri dari delapan bagian, dan masing-masing bagian memiliki pesan dan nuansa yang berbeda.
Bagian 1: Puisi dimulai dengan pertanyaan yang memperlihatkan keheranan dan kecemasan atas perubahan yang terjadi dalam dunia. Penggunaan imaji debu sebagai metafora kehidupan yang rapuh dan fana memberikan nuansa kehampaan dan ketidakpastian.
Bagian 2: Bagian ini memperdalam kesedihan dan ketidakpastian dengan menyajikan gambaran tentang kehancuran yang disebabkan oleh abu, lumpur, dan batu. Airmata ibu yang berubah menjadi debu menciptakan gambaran yang penuh emosi dan menyentuh.
Bagian 3: Puisi menciptakan keterkaitan antara manusia dengan alam dan kehidupan melalui metafora roda dan nakhoda. Pergulatan hidup dan takdir manusia digambarkan dengan indah, menciptakan rasa keteraturan dalam kekacauan.
Bagian 4: Bagian ini merinci kedalaman hubungan ibu dengan alam dan leluhur. Pergulatan ibu yang dalam dengan alam menjadi dasar bagi eksistensi manusia.
Bagian 5: Dalam bagian ini, penyair menyatakan sakitnya perubahan yang dialami manusia dan kepedihan yang dirasakan melalui gambaran pohon yang dicabut dan ikan yang terlempar ke daratan.
Bagian 6: Penyair menyuarakan realitas bahwa manusia kembali menjadi debu setelah masa darurat berakhir. Puisi menciptakan gambaran tentang manusia yang kehilangan identitas dan menjadi bagian dari kotoran peradaban.
Bagian 7: Bagian ini merinci perasaan kehilangan akar budaya dan tradisi leluhur. Penyair menunjukkan betapa pentingnya memahami keadaan dan melakukan perubahan untuk melawan kehancuran.
Bagian 8: Puisi diakhiri dengan harapan bahwa manusia harus terus melanjutkan perjalanan pulang ke tanah dengan membawa cinta Sang Maha Cinta. Meskipun dunia telah menjadi abu, tetapi manusia hanyalah debu yang akan kembali ke tanah, dan cinta adalah kunci untuk mengatasi segala penderitaan.
Penghormatan Terhadap Alam dan Tradisi: Puisi ini menyoroti pentingnya menjaga hubungan manusia dengan alam dan merawat warisan budaya leluhur.
Penderitaan dan Kebangkitan: Penyair menggambarkan penderitaan yang dialami manusia dalam perubahan dramatis ini, tetapi diakhiri dengan pesan harapan dan kebangkitan melalui cinta dan pemahaman.
Keberlanjutan dan Keterhubungan: Konsep roda kehidupan dan hubungan dengan leluhur menekankan pentingnya keberlanjutan dan keterhubungan dalam perjalanan manusia.
Puisi "Ibu, Dunia Kita Jadi Abu!" adalah sebuah karya puisi epik yang mendalam, menciptakan gambaran tentang ketidakpastian hidup, penderitaan, dan harapan. Dengan penggunaan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, Yudhistira A.N.M. Massardi berhasil menggambarkan kekacauan dunia dengan cermat serta menawarkan pencerahan dan harapan di tengah-tengahnya.
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi
Biodata Yudhistira A.N.M. Massardi:
- Yudhistira A.N.M. Massardi (nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi) lahir pada tanggal 28 Februari 1954 di Karanganyar, Subang, Jawa Barat.
- Yudhistira A.N.M. Massardi dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.