Puisi: Goa Leang-Leang (Karya Bambang Widiatmoko)

Puisi "Goa Leang-Leang" karya Bambang Widiatmoko menggambarkan perjalanan fisik dan spiritual ke dalam goa prasejarah yang berisi banyak makna ...
Goa Leang-Leang

Langkah kaki membawaku ke sini
Tertatih-tatih berjalan mendaki
Merayap dari batu ke batu
Memasuki goa dengan rasa haru

Lukisan telapak tangan zaman prasejarah
Seakan menyapa dan menyapu gelisah
Sisa kulit kerang yang dulu sampah
Telah menjadi fosil dan catatan sejarah

Betapa telah panjang riwayat kehidupan
Dalam jejak lautan dan kepulauan
Tak sekedar kata-kata dan bendera
Tapi telah terukir di dada

Lukisan telapak tangan di goa Leang-leang
Peradaban dunia yang dulu lengang
Kini serupa cermin, betapa kita semakin miskin
Dan kian asing, tak menghargai angin

Kesunyian telah direkam burung gagak
Juga kotoran kelelawar yang terserak
Meninggalkan lorong goa yang gelap
Terasa jiwaku tertinggal, tak lagi gemerlap

Betapa tak akan habis dicatat dalam kitab,
: Indonesia
Warisan sejarah, dibaca berabad-abad
: Indonesia

Analisis Puisi:

Puisi "Goa Leang-Leang" karya Bambang Widiatmoko menggambarkan perjalanan fisik dan spiritual ke dalam goa prasejarah yang berisi banyak makna historis dan simbolis. Melalui puisi ini, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan warisan budaya, sejarah, dan lingkungan alam.

Perjalanan Fisik dan Spiritual: Langkah kaki yang tertatih-tatih membawa penyair ke goa Leang-leang tidak hanya merupakan perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual. Hal ini tercermin dari "rasa haru" yang dirasakan saat memasuki goa, menunjukkan betapa pentingnya makna dan warisan yang terkandung di tempat tersebut.

Jejak Sejarah Prasejarah: Lukisan telapak tangan zaman prasejarah yang terdapat di goa menjadi saksi bisu dari masa lalu manusia. Penyair menggambarkan telapak tangan tersebut sebagai "catatan sejarah" yang memperkaya pemahaman kita tentang peradaban masa lampau.

Refleksi tentang Peradaban dan Kehidupan Manusia: Goa Leang-leang menjadi simbol dari panjangnya riwayat kehidupan manusia. Fosil-fosil dan lukisan prasejarah mencerminkan peradaban manusia yang telah lama ada. Namun, puisi ini juga menyiratkan keprihatinan akan kemunduran peradaban dan kehilangan kearifan manusia modern.

Kesunyian dan Kelelahan: Kesunyian dalam goa, direkam oleh burung gagak dan kotoran kelelawar, memberikan kesan tentang kelelahan dan kekosongan dalam kehidupan modern. Goa yang gelap mencerminkan ketidakpastian dan kebingungan jiwa.

Pesan Kehati-hatian dan Kebanggaan Nasional: Puisi ini juga mengajak kita untuk menjaga dan menghargai warisan budaya dan alam Indonesia. Warisan sejarah yang ada di Goa Leang-leang adalah bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia yang harus dilestarikan dan disampaikan ke generasi mendatang.

Dengan menggali makna-makna dalam puisi "Goa Leang-Leang" ini, pembaca diharapkan dapat lebih menghargai kekayaan budaya dan alam Indonesia serta merenungkan pentingnya menjaga dan memelihara warisan sejarah untuk masa depan.

Puisi
Puisi: Goa Leang-Leang
Karya: Bambang Widiatmoko
© Sepenuhnya. All rights reserved.