Puisi: Dilintas Cinta (Karya Rustam Effendi)

Puisi "Dilintas Cinta" karya Rustam Effendi menggambarkan perasaan cinta yang muncul seketika, berkembang dalam hati, dan meninggalkan kesan ...
Dilintas Cinta

Selintas beta
Dilintas mata
        Hitam
Dan dalam
Sebagai cermin
Pembaca batin
        Alam
    Di dalam

Selayang mata
Memandang beta
        Sampai
    Melambai
Ke dalam cita
Menanam cinta
        Rampai
    Dan permai

Tetanam rindu
Di dalam kalbu
        Risau
     Berkacau
Berurat bahar
Berbuang mekar
        Hati
     Menanti

Disangka bunga
Membawa ria
        Patah
Di tengah
Tertinggal luka
Bersebal duka
        Pilu
    Di kalbu

Selintas beta
Dilintas cinta
        Bersih
    Dan jernih!
Terbekam dalam
        Hati
Pualam silam,
        Nubari.

Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Dilintas Cinta" karya Rustam Effendi merupakan sebuah eksplorasi emosional tentang cinta yang menyentuh hati dan batin. Puisi ini menggambarkan perasaan cinta yang muncul seketika, berkembang dalam hati, dan meninggalkan kesan mendalam yang kompleks. Melalui puisi ini, Rustam Effendi mengeksplorasi berbagai nuansa cinta dari kebahagiaan hingga luka yang mendalam.

Tema Sentral: Cinta dan Kompleksitas Emosional

Tema utama dalam puisi ini adalah cinta dan kompleksitas emosional yang menyertainya. Rustam Effendi mengungkapkan bagaimana cinta dapat datang tiba-tiba, menanamkan perasaan mendalam, dan akhirnya meninggalkan bekas yang tak terlupakan, baik itu kebahagiaan maupun kesedihan. Cinta digambarkan sebagai sesuatu yang indah namun juga bisa membawa luka dan duka.

Gaya Bahasa dan Imaji

Rustam Effendi menggunakan gaya bahasa yang padat dan kaya dengan imaji. Penggunaan kata-kata seperti "Hitam", "Dalam", "Cermin", dan "Pembaca batin" memberikan kesan misterius dan dalam tentang cinta. Cinta digambarkan sebagai sesuatu yang bisa membaca batin seseorang, seolah-olah dapat menyingkap rahasia terdalam dari diri kita.

Imaji visual dan emosional kuat dalam puisi ini. Misalnya, "Berurat bahar / Berbuang mekar" menggambarkan bagaimana perasaan rindu tumbuh dalam hati, menciptakan visual tentang sesuatu yang mengakar dan mekar. "Disangka bunga / Membawa ria / Patah / Di tengah" memberikan gambaran tentang harapan yang hancur, menambah kedalaman emosional dari puisi ini.

Struktur dan Repetisi

Puisi ini dibagi menjadi beberapa bait dengan pola repetisi yang kuat, terutama dalam penggunaan kata "Selintas". Repetisi ini menekankan kesan mendadak dan sekejap dari pengalaman cinta yang digambarkan, seolah-olah cinta datang dalam sekejap tetapi meninggalkan dampak yang mendalam.

Simbolisme dan Pesan Filosofis

Puisi ini penuh dengan simbolisme yang kuat. "Hitam / Dan dalam / Sebagai cermin" melambangkan kedalaman dan misteri cinta. Cinta digambarkan sebagai sesuatu yang bisa melihat jauh ke dalam diri seseorang, mirip dengan cermin yang memantulkan bukan hanya fisik tetapi juga batin.

Simbol bunga yang membawa kebahagiaan namun patah di tengah perjalanan menggambarkan harapan yang tidak terpenuhi dan kebahagiaan yang sementara. Ini memberikan pesan filosofis bahwa cinta, meskipun indah, juga rentan terhadap penderitaan dan kekecewaan.

Kesan Akhir

Puisi "Dilintas Cinta" adalah sebuah karya yang menggambarkan cinta dalam segala kompleksitasnya. Rustam Effendi berhasil menyampaikan bagaimana cinta dapat datang tiba-tiba, menyentuh hati, dan meninggalkan bekas yang mendalam. Melalui bahasa yang puitis dan imaji yang kaya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang cinta dan perasaan yang menyertainya.

Rustam Effendi menunjukkan bahwa cinta tidak hanya tentang kebahagiaan tetapi juga tentang kesedihan dan luka yang mungkin timbul. Puisi ini mengingatkan kita bahwa cinta adalah pengalaman emosional yang dalam dan kompleks, yang mampu mengubah dan mempengaruhi hati dan jiwa kita dengan cara yang tak terduga.

Secara keseluruhan, puisi "Dilintas Cinta" adalah sebuah puisi yang indah dan reflektif, mengungkapkan kedalaman perasaan manusia dengan cara yang halus dan penuh makna. Rustam Effendi melalui puisi ini berhasil menangkap esensi dari cinta dan kompleksitas emosional yang menyertainya, memberikan pengalaman baca yang mendalam dan penuh inspirasi.

Rustam Effendi
Puisi: Dilintas Cinta
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.