Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Didikan yang Sebenarnya (Karya Rustam Effendi)

Puisi "Didikan yang Sebenarnya" karya Rustam Effendi menggambarkan prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang oleh seorang pendidik untuk menanamkan ..
Didikan yang Sebenarnya

Maukah tuan mendidik anak?
Siapapun juga yang tuan ikut,
sekalipun metode Pestalozzi,
atau ajaran yang salut-salut.

"Kebenaran" pokok segala didik.
Hendaklah ajar dengan buatan.
Jangan dua permainan guru,
lain di luar lain di dalam.

Kalau murid menampak kumidi.
Hilang harga hilang maksudmu.
Hilang percaya, ragu hormatnya.
Ingatlah tuan celaka itu.

Betapa halus tipuan kita.
Mata si anak susah disunglap.
Mana tersuruk sangka si tua
Nyalang mata anak menangkap.

Hendaklah tuan menjaga palsu.
Tanam "Kebenaran" di kalbu sendiri.
Buahnya dipetik di pohon anak.
Sebab itu bibit Sujani

Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Catatan:
Sujani = kebaikan.

Analisis Puisi:

Puisi "Didikan yang Sebenarnya" karya Rustam Effendi adalah sebuah karya yang memberikan nasihat tentang pendidikan anak yang baik dan benar. Melalui puisi ini, Rustam Effendi menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan keteladanan dalam proses mendidik. Puisi ini menggambarkan prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang oleh seorang pendidik untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan (sujani) dalam diri anak-anak.

Tema Sentral: Kejujuran dan Integritas dalam Pendidikan

Tema utama yang tergambar dalam puisi ini adalah kejujuran dan integritas dalam mendidik anak. Rustam Effendi menekankan bahwa "kebenaran" adalah inti dari segala bentuk pendidikan. Ia mengingatkan para pendidik untuk tidak bersikap munafik atau bermain peran yang berbeda di hadapan dan di luar hadapan murid-murid mereka. Hal ini digambarkan dalam bait kedua: "Jangan dua permainan guru, / lain di luar lain di dalam."

Gaya Bahasa dan Imaji

Rustam Effendi menggunakan gaya bahasa yang lugas namun penuh dengan makna mendalam. Melalui pilihan kata yang tegas, ia menyampaikan pesan moral yang kuat kepada para pendidik. Imaji yang digunakan, seperti "mata si anak susah disunglap" dan "nyalang mata anak menangkap," menggambarkan betapa tajam dan waspada anak-anak dalam menangkap ketidakjujuran dan kepalsuan.

Simbolisme dan Pesan Filosofis

Puisi ini sarat dengan simbolisme, di mana "kebenaran" melambangkan inti dari pendidikan yang benar. "Buahnya dipetik di pohon anak" adalah metafora yang menggambarkan hasil dari pendidikan yang baik akan terlihat pada perilaku dan karakter anak-anak. "Sujani" atau kebaikan menjadi bibit yang harus ditanam di hati pendidik agar dapat tumbuh dan menghasilkan buah yang baik dalam diri anak-anak.

Pesan filosofis yang disampaikan adalah bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter yang berlandaskan kebenaran dan integritas. Rustam Effendi menekankan bahwa seorang pendidik harus menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam dirinya terlebih dahulu sebelum bisa menularkannya kepada anak didiknya.

Kesan Akhir

Puisi "Didikan yang Sebenarnya" adalah sebuah nasihat yang mendalam tentang bagaimana mendidik dengan benar dan penuh integritas. Rustam Effendi menekankan bahwa kejujuran dan keteladanan adalah kunci untuk membentuk karakter anak-anak yang baik dan berbudi pekerti luhur. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini memberikan panduan moral yang jelas bagi para pendidik untuk menjadi teladan yang baik.

Dengan mengingatkan para pendidik untuk selalu menanamkan "kebenaran" dan "sujani" dalam hati mereka, Rustam Effendi berhasil menyampaikan pesan penting tentang nilai-nilai yang harus dipegang dalam pendidikan. Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan peran dan tanggung jawab kita dalam mendidik generasi penerus, serta menginspirasi kita untuk selalu menjunjung tinggi kejujuran dan integritas dalam setiap aspek kehidupan.

Rustam Effendi
Puisi: Didikan yang Sebenarnya
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.