Puisi: Di Tanganmu (Karya Kirdjomuljo)

Puisi "Di Tanganmu" karya Kirdjomuljo mengundang pembaca untuk merenungkan berbagai aspek dari keberadaan dan hubungan manusia.
Di Tanganmu

Kepada siapa akhirnya berjuta hati menatap
Kepada mereka yang bersedia berbagi hati kepadanya

Kepada siapa akhirnya suara menguap
Kepada mereka yang bersedia suara kepadanya

Aku tidak tahu kau memilih jalan ke mana
Segala jalan melintas di telapak tanganmu

Tetapi dapatkah kau mengingkari adanya yang kekal
Dapatkah kau mengingkari adanya jalan ke dalam dirimu?

Aku hanya ingin memperingatkan
Jiwa di tanah airmu: jiwa yang bersedia berbagi

1967

Sumber: Romansa Perjalanan (1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Tanganmu" karya Kirdjomuljo adalah sebuah karya yang mendalam dan reflektif, mengeksplorasi tema pilihan hidup, berbagi, dan esensi diri. Dengan gaya bahasa yang penuh perasaan dan imaji yang kuat, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan berbagai aspek dari keberadaan dan hubungan manusia.

Pilihan dan Penerimaan

Puisi ini dibuka dengan pertanyaan retoris yang menyoroti tema pilihan dan penerimaan:

"Kepada siapa akhirnya berjuta hati menatap Kepada mereka yang bersedia berbagi hati kepadanya"

Di baris ini, Kirdjomuljo mengajukan pertanyaan tentang kepada siapa hati manusia mengarah dan kepada siapa mereka bersedia untuk berbagi. Ini mencerminkan tema tentang bagaimana hubungan dan perhatian manusia berpusat pada mereka yang terbuka untuk berbagi perasaan dan pengalaman.

Suara dan Komunikasi

Puisi ini melanjutkan dengan menggambarkan aspek komunikasi dan ekspresi:

"Kepada siapa akhirnya suara menguap Kepada mereka yang bersedia suara kepadanya"

Di sini, suara yang "menguap" menunjukkan bentuk komunikasi yang mungkin hilang atau tidak terdengar. Kirdjomuljo menyoroti pentingnya keterbukaan dalam komunikasi dan bagaimana berbagi suara juga merupakan bentuk dari berbagi diri.

Pilihan dan Jalan Hidup

Kirdjomuljo kemudian menggali tema pilihan dan jalan hidup:

"Aku tidak tahu kau memilih jalan ke mana Segala jalan melintas di telapak tanganmu"

Baris ini mencerminkan ketidakpastian tentang keputusan dan arah hidup seseorang. Jalan yang "melintas di telapak tanganmu" menggambarkan kontrol dan tanggung jawab individu terhadap pilihan mereka sendiri.

Kesejatian dan Esensi Diri

Puisi ini juga menyentuh tema tentang keberadaan dan esensi diri:

"Tetapi dapatkah kau mengingkari adanya yang kekal Dapatkah kau mengingkari adanya jalan ke dalam dirimu?"

Kirdjomuljo bertanya tentang kemampuan seseorang untuk mengabaikan hal-hal yang kekal dan penting dalam diri mereka. Ini menunjukkan keinginan untuk memahami dan mengakui kebenaran yang mendalam tentang diri sendiri.

Peringatan dan Kesejahteraan

Penutup puisi menekankan pentingnya kesadaran dan berbagi:

"Aku hanya ingin memperingatkan Jiwa di tanah airmu: jiwa yang bersedia berbagi"

Kirdjomuljo menekankan pentingnya berbagi dan kesadaran terhadap jiwa di tanah air, mengingatkan pembaca tentang nilai dari hubungan yang saling mendukung dan berbagi.

Gaya dan Teknik Puisi

  • Pertanyaan Retoris: Kirdjomuljo menggunakan pertanyaan retoris untuk mengundang pembaca berpikir dan merenung tentang tema-tema yang diangkat. Pertanyaan-pertanyaan ini membantu membangun kedalaman dan keterhubungan emosional dalam puisi.
  • Imaji dan Metafora: Penggunaan imaji dan metafora seperti "jalan melintas di telapak tanganmu" dan "suara menguap" menambahkan dimensi yang kuat dan visual dalam puisi. Imaji ini memperkaya pengalaman pembaca dan membantu menyampaikan pesan yang lebih dalam.
  • Struktur Bebas: Puisi ini mengikuti struktur bebas yang memungkinkan penulis untuk mengeksplorasi berbagai tema tanpa batasan formal. Struktur bebas ini memberikan fleksibilitas dalam penyampaian ide dan emosi.

Konteks dan Relevansi

Puisi "Di Tanganmu" relevan dalam konteks refleksi tentang pilihan hidup, komunikasi, dan keberadaan. Dalam dunia yang sering kali penuh dengan keputusan dan tantangan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana mereka memilih untuk berbagi dan berhubungan dengan orang lain serta bagaimana mereka memahami dan menghadapi esensi diri mereka.

Puisi ini juga relevan dalam konteks hubungan manusia dan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain. Dengan gaya bahasa yang reflektif dan imaji yang kuat, Kirdjomuljo menciptakan karya yang mengundang pembaca untuk mempertimbangkan pilihan mereka dan bagaimana mereka berkontribusi pada kesejahteraan dan kebersamaan.

Puisi "Di Tanganmu" adalah puisi yang mendalam dan reflektif yang mengeksplorasi tema pilihan, komunikasi, dan esensi diri. Dengan penggunaan imaji yang kuat dan pertanyaan retoris, Kirdjomuljo menciptakan sebuah karya yang mengundang pembaca untuk merenungkan aspek-aspek mendalam dari kehidupan dan hubungan manusia. Puisi ini menawarkan pandangan yang unik tentang bagaimana kita menghadapi dan mengatasi keputusan dan tanggung jawab kita, serta bagaimana kita berbagi dan berhubungan dengan orang lain.

Kirdjomuljo
Puisi: Di Tanganmu
Karya: Kirdjomuljo
Biodata Kirdjomuljo:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
  • Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
  • Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
  • Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Pilihan Antara kaya dan miskin tentu kau memilih miskin Lihatlah kau seumur hidup tak pernah merasa kaya. Antara hidup dan mati tentu kau memilih mati Lihat…
  • KartiniApakah yang lebih sedihdari nyanyian salihApakah yang lebih sunyidari keluh ke langit tinggiPutih: betapa bersihpikiran jernih1964Sumber: Horison (April, 1971)Analisis …
  • Asal-Usul Polisi Tidur Jalan raya itu dahulu mulus dan rata motor yang lewat kebut-kebutan aja. Lantaran marah, masyarakat sirna akalnya jalan raya itu benjol-benjol dihak…
  • Moto Seorang Santri Saat Bertandang ke Warung Kopi Kopi adalah kopiah yang debunya menyala menyigi malam dan mimpi. Rokok adalah ruh yang disesap harap supaya sepi m…
  • BertemuDi tepi pantai laut kami bersua,Dan kami memandang ke dalam mata masing-masing,Yang penuh sengsara, penuh duka,Karena negeri digenggam bangsa asing.Dengan diam kami berjabat…
  • Ingin-Ingin Reformasi Setelah jadi tokoh masyarakat ingin jadi wakil rakyat Setelah jadi pejabat tinggi ingin uang komisi dan korupsi Setelah jadi orang kaya-raya ingi…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.