Analisis Puisi:
Puisi "Di Kebun Binatang" karya Ayatrohaedi merupakan sebuah karya sastra yang menghadirkan gambaran metaforis tentang kondisi manusia dan hewan dalam kehidupan yang terbatas dan terkekang. Dengan menggunakan metafora kebun binatang sebagai latar, penyair menciptakan suatu dunia yang melambangkan perjuangan, kekosongan, dan kehausan akan kebebasan dan pemahaman.
Kondisi Manusia dan Hewan: Puisi ini menggambarkan kondisi paradoks antara manusia dan hewan di dalam kebun binatang. Meskipun mereka berbeda spesies, mereka sama-sama merasakan kekurangan dan kekosongan. Kehadiran manusia dan hewan dalam satu tempat menjadi simbol dari kesamaan penderitaan dan kebingungan di dalam dunia yang serba terbatas.
Kelaparan Ilmu, Cinta, dan Alam: Pembukaan puisi dengan baris "Mereka yang kelaparan ilmu, cinta dan alam" menyiratkan kebutuhan yang mendalam akan pengetahuan, kasih sayang, dan hubungan yang berkelanjutan dengan alam. Metafora kelaparan ini menggambarkan kekosongan spiritual dan intelektual yang dirasakan baik oleh manusia maupun hewan di kebun binatang.
Metafora Hewan dalam Kebun Binatang: Setiap deskripsi tentang hewan-hewan dalam kebun binatang membawa pesan tersendiri. Ular yang berbisa, beruang yang agresif, serigala yang kesepian, dan singa yang tidak lagi menakutkan, semuanya merupakan metafora dari keadaan manusia yang terkekang, terasing, dan kehilangan esensi kehidupan mereka.
Simbolisme Interaksi Manusia dan Hewan: Interaksi antara manusia dan hewan di kebun binatang menjadi simbol dari interaksi manusia dengan alam dan sesama manusia. Meskipun saling memandang, mereka tetap terjebak dalam keterbatasan ruang dan waktu yang dipaksakan oleh manusia. Hal ini mencerminkan keadaan dunia yang penuh dengan keterasingan dan kehilangan makna.
Puisi "Di Kebun Binatang" merupakan sebuah refleksi mendalam tentang kondisi manusia dan hubungannya dengan alam serta sesama makhluk hidup. Dengan penggunaan metafora yang kuat, Ayatrohaedi berhasil menyampaikan pesan tentang kekosongan, kehausan, dan paradoks dalam kehidupan modern. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali hubungan mereka dengan alam dan sesama manusia, serta mempertanyakan makna dari kebebasan dan pemahaman yang sejati.