Puisi: Di Bukit (Karya Mansur Samin)

Puisi "Di Bukit" karya Mansur menggambarkan perubahan dan kenangan dalam kehidupan masyarakat desa. Ini menciptakan citra perubahan lanskap, ...
Di Bukit

berdiri di puncak karang tinggi
menutup rumah yang sudah runtuh
susunan tambah sukar kiranya kini
hidup manusia telah pasrah pada haluan waktu

suling nelayan dari muara sana
makin asing membangkitkan kenangan lama

jaring pukat dan gudang tinggal berbeda
pasar dan kesibukan tol berpindah ke muara utara
di medan hari silam nasibmu lah itu, desaku
hidup tak henti sengketa, selalu perang saudara

Sumatera, Desember 1985

Sumber: Angkatan 66 (1988)

Analisis Puisi:
Puisi "Di Bukit" karya Mansur Samin adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perubahan dan kenangan dalam kehidupan masyarakat pedesaan. Melalui puisi ini, penyair menggambarkan transformasi yang terjadi di desa dan dampaknya terhadap kehidupan dan identitas masyarakat.

Perubahan Lanskap Desa: Puisi ini menggambarkan perubahan lanskap desa yang signifikan. Gambaran rumah yang sudah runtuh dan susunan yang sulit menunjukkan adanya perubahan fisik yang mungkin disebabkan oleh perkembangan dan modernisasi. Desa yang dulu mungkin terasa lebih alami dan sederhana kini menghadapi transformasi yang mengubahnya.

Pasrah Pada Haluan Waktu: Pada bait kedua, penyair mengekspresikan pandangan bahwa manusia telah pasrah pada arus waktu. Ini bisa diartikan sebagai penerimaan atas perubahan dan kemajuan yang tidak dapat dihindari. Desa dan masyarakatnya telah mengalami perubahan yang mengubah cara hidup mereka, dan hal ini mungkin dirasakan sebagai tak terhindarkan.

Kenangan dan Nostalgia: Puisi ini juga menggambarkan perasaan kenangan dan nostalgia. Suling nelayan dari muara yang "makin asing" menciptakan kenangan lama yang mungkin sudah jarang terdengar. Ini bisa mencerminkan kerinduan akan masa lalu yang lebih sederhana dan alami.

Perubahan Sosial dan Ekonomi: Penyair menggambarkan perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di desa. Jaring pukat dan gudang yang berbeda, serta perpindahan pasar dan kesibukan ke muara utara, mencerminkan perubahan dalam mata pencaharian dan kehidupan ekonomi masyarakat desa.

Konflik dan Perdamaian: Puisi ini juga menyoroti konflik dan perdamaian dalam kehidupan desa. Penyair mencatat bahwa desa ini selalu menghadapi sengketa dan perang saudara. Ini bisa menjadi refleksi atas konflik internal atau pertentangan dalam masyarakat desa yang mungkin masih berlangsung.

Puisi "Di Bukit" karya Mansur Samin adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perubahan dan kenangan dalam kehidupan masyarakat desa. Ini menciptakan citra perubahan lanskap, perasaan pasrah pada waktu, nostalgia, dan perubahan sosial dan ekonomi. Puisi ini mencerminkan dinamika kompleks dalam kehidupan masyarakat pedesaan yang menghadapi modernisasi dan perubahan.

Mansur Samin - Horison
Puisi: Di Bukit
Karya: Mansur Samin

Biodata Mansur Samin:
  • Mansur Samin mempunyai nama lengkap Haji Mansur Samin Siregar;
  • Mansur Samin lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 29 April 1930;
  • Mansur Samin meninggal dunia di Jakarta, 31 Mei 2003;
  • Mansur Samin adalah anak keenam dari dua belas bersaudara dari pasangan Haji Muhammad Samin Siregar dan Hajjah Nurhayati Nasution;
  • Mansur Samin adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.