Puisi: Di Bawah Pohon (Karya J. E. Tatengkeng)

Puisi "Di Bawah Pohon" karya J. E. Tatengkeng mengajak pembaca untuk menghargai kedekatan emosional dan spiritual dalam hubungan mereka, serta ...
Di Bawah Pohon

Daunan kayu permainan angin
Sinarnya syamsu hinggap di dahan
Bayu berembusan hawa yang dingin
Semerbak bunga berkelimpahan

Duduk berdua dalam percintaan
Lupakan alam makhluk semua
S'mbari merangkai tali kerinduan
Hubungkan sukma kami berdua

Adindaku! Di sini kita senang
Kini cinta berlimpah di mata
Kasih yang merindu susah ditahan

Untung selamat selalu dikenang
Persatuan jiwa bertambah nyata
Yang kekalan, anugrah Tuhan

Analisis Puisi:

Puisi "Di Bawah Pohon" karya J. E. Tatengkeng adalah sebuah karya yang memadukan keindahan alam dengan kedalaman emosi cinta. Dalam puisi ini, Tatengkeng menggambarkan suasana romantis yang terjadi di bawah pohon, menciptakan sebuah ruang di mana cinta dan alam berbaur dalam harmoni.

Pengantar dan Konteks

Puisi ini menggambarkan sebuah momen intim dan romantis di bawah pohon, di mana dua orang merasakan kedekatan dan kebahagiaan. Tatengkeng menggunakan elemen alam untuk memperkuat suasana dan emosi dalam puisi ini.

Makna dan Pesan Utama

  • Keharmonisan Alam dan Cinta: Puisi ini dimulai dengan deskripsi indah tentang alam: "Daunan kayu permainan angin," "Sinarnya syamsu hinggap di dahan," dan "Semerbak bunga berkelimpahan." Tatengkeng menggunakan elemen-elemen alam seperti angin, matahari, dan bunga untuk menciptakan suasana yang romantis dan tenang. Alam berfungsi sebagai latar belakang yang memperkuat dan melengkapi pengalaman cinta antara dua individu.
  • Kedekatan dan Kesatuan: Bagian puisi yang menyebutkan "Duduk berdua dalam percintaan" dan "S'mbari merangkai tali kerinduan" menunjukkan kedekatan emosional dan fisik antara dua orang. Mereka "lupakan alam makhluk semua," mengindikasikan bahwa mereka sepenuhnya terfokus pada hubungan mereka sendiri, melupakan segala sesuatu di luar momen tersebut. "Hubungkan sukma kami berdua" menunjukkan bahwa cinta mereka sangat mendalam, menghubungkan jiwa mereka dalam satu kesatuan.
  • Kebahagiaan dan Kasih: Di bagian puisi yang mengatakan "Adindaku! Di sini kita senang," Tatengkeng menekankan kebahagiaan dan kepuasan yang dirasakan dalam momen tersebut. Cinta yang mereka rasakan sangat berlimpah dan sulit untuk ditahan. Ini adalah ungkapan dari kedalaman emosi dan rasa syukur mereka terhadap cinta yang mereka miliki.
  • Anugerah Tuhan dan Kekekalan: Penutup puisi, "Untung selamat selalu dikenang / Persatuan jiwa bertambah nyata / Yang kekalan, anugrah Tuhan," menunjukkan rasa syukur terhadap anugerah cinta dan persatuan yang dianggap sebagai hadiah ilahi. Tatengkeng menganggap hubungan mereka sebagai sesuatu yang abadi dan suci, yang diberikan oleh Tuhan.

Tematik

  • Keharmonisan dan Kecantikan Alam: Tatengkeng menggunakan keindahan alam untuk memperkuat suasana romantis dalam puisi ini. Elemen-elemen seperti daun, sinar matahari, dan bunga tidak hanya menciptakan latar belakang yang indah tetapi juga melambangkan keindahan dan kesegaran cinta yang sedang berlangsung.
  • Intimasi dan Kedekatan: Puisi ini menyoroti pentingnya kedekatan emosional dan fisik dalam hubungan cinta. Momen di bawah pohon adalah simbol dari keamanan dan keintiman, di mana dua orang merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan mereka dan saling terhubung.
  • Rasa Syukur dan Kesadaran Spiritual: Tatengkeng menyiratkan bahwa cinta adalah anugerah Tuhan dan sesuatu yang harus dihargai dan diingat. Kesadaran akan cinta sebagai hadiah ilahi memberikan dimensi spiritual pada puisi ini, menambahkan kedalaman pada perasaan dan pengalaman yang digambarkan.
Puisi "Di Bawah Pohon" karya J. E. Tatengkeng adalah sebuah karya yang menekankan keindahan dan kedalaman cinta yang terjadi dalam harmoni dengan alam. Dengan menggambarkan suasana yang tenang dan romantis di bawah pohon, Tatengkeng berhasil menciptakan sebuah ruang di mana cinta dan alam berbaur dalam kesatuan yang sempurna. Puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai kedekatan emosional dan spiritual dalam hubungan mereka, serta bersyukur atas anugerah cinta yang diberikan oleh Tuhan.

Puisi J. E. Tatengkeng
Puisi: Di Bawah Pohon
Karya: J. E. Tatengkeng

Biodata J. E. Tatengkeng:
  • J. E. Tatengkeng (Jan Engelbert Tatengkeng) adalah salah satu penyair Angkatan Pujangga Baru. Nama panggilan sehari-harinya adalah Om Jan.
  • J. E. Tatengkeng lahir di Kolongan, Sangihe, Sulawesi Utara, 19 Oktober 1907.
  • J. E. Tatengkeng meninggal dunia di Makassar, 6 Maret 1968 (pada umur 60 tahun).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.